Headlines News :
Home » , , » Ekspedisi Pulau Bereuh Menuju Suar Kejayaan

Ekspedisi Pulau Bereuh Menuju Suar Kejayaan

Written By Unknown on Tuesday, November 20, 2012 | 8:33:00 PM

Macusuar Pemantau Kapal Dunia Pada Masa Jaya Sabang Internasional

Gestight in oorlocstuud
WILLEM III
KONING DER NEDERLANDEN GROOT HERTOG VAN LUXEMBURG
Tevens Eun Blijvende Eurende
Voor vi de dapperen en Braven
Die Ter Bereuhking Van Dit Doel
Des Vredes
Hun Bloed En leven Ten Offer
GWEN

Penghormatan Untuk Yang Mulia
WILLEM III
Raja Belanda sekaligus penguasa Luxemburg
Damailah di perjalananmu yang panjang
Kami mengagumi semua keberanianmu
Segala Kehidupan dan perjuangan yang kau persembahkan
GWEN

Mercusuar ini bukan seonggok menara, ia adalah bukti sejarah bagaimana masa lalu mampu melihat masa depan dengan lebih baik.

Di bagian ujung utara pulau Bereuh terdapat sebuah mercusuar tua buatan belanda tahun 1875. Mercusuar ini di bangun ketika masa raja William III berkuasa tahun 1817 – 1890. William III atau yang lebih dikenal dengan Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk ini pada masanya memang gencar melakukan pembangunan ekonomi dan infrastruktur di seantero daerah pendudukan Belanda. Salah satu diantaranya adalah wilayah Sabang.

Mercusuar berusia 135 tahun dibangun dalam rangka mempersiapkan pulau Sabang sebagai salah satu pelabuhan transit ke selat Malaka. Seiring didirikannya VOC, kehadiran infrastruktur pelabuhan dan sarana navigasi menjadi sebuah kebutuhan mendasar yang diprioritaskan. Ketika itu Belanda bercita-cita membuat pelabuhan transit Sabang yang diharapkan seperti Singapura sekarang.

Ketika mercusuar selesai dibangun tahun 1875, momen ini bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke 65 William III. Untuk itu semua bangunan yang yang selesai dibangun pada masa ini didedikasikan untuk sang raja dengan memberi nama William’s Toren (menara William). William Toren’s tak hanya dapat dijumpai di pulau Bereuh saja tapi juga di Hollands dan kepulauan Karibia. Namun kini mercusuar yang tersisa berfungsi hanyalah yang di Pulau Bereuh dan kepulauan Karibia saja. William’s Toren di Hollands telah berubah fungsi menjadi museum.

Sebagaimana bangunan lain peninggalan belanda, menara suar setinggi 85 meter ini masih kokoh berdiri. Dahulu kala mercusuar ini adalah sebuah komplek pemukiman yang lengkap. Terdiri dari sebuah bangunan loji panjang untuk kalangan Belanda tinggal, gedung pembangkit listrik, gudang logistik, aula untuk pekerja lokal serta sebuah pelabuhan khusus untuk mercusuar ini. Namun seiring perkembangan jaman, kini hanya tersisa bangunan loji panjang dan gedung pembangkit listrik. Selebihnya sudah rusak dimakan usia dan terkena gempa bumi dan tsunami tahun 2004.

Mercusuar ini kini dijaga oleh tiga orang dari departemen perhubungan laut divisi navigasi. Mereka bertiga bertugas memastikan mercusuar berfungsi dengan baik. Kondisi arus yang kencang di selat serta banyaknya karang bawah permukaan di antara pulau Sabang dan pulau Bereuh menjadikan alat pandu perjalanan laut ini begitu vital.

Pemandangan sekitar pulau Bereuh tampak begitu berbeda tampak begitu berbeda dari atas lampu suar ini. Saat angin sepoi-sepoi menerpa , terlintas sebuah renungan. Jika Belanda saja mampu memiliki visi sedemikian panjang dengan membangun infrastruktur jauh-jauh hari. Mengapa kita generasi masa kini tak bisa melihat ke depan lebih baik. Mercusuar ini bukan seonggok menara, ia adalah bukti sejarah bagaimana masa lalu mampu melihat masa depan dengan lebih baik. Dengan mengunjunginya, akan diajarkan beberapa hal. Mensyukuri bahwa Anda masih bisa menyaksikan kehebatan masa lalu dan yang terpenting, bagaimana kita belajar bahwa bangsa ini harus lebih berpikir jauh ke depan tentang apa yang dimilikinya. (Taufiq-Wahid/Detik).
Share this article :

0 komentar:

 
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Visit Aceh - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Fuad Heriansyah
Copyright ©