Headlines News :
Home » , » Keindahan Seni Ukir Dari Aceh di Gampong Lubok Sukon

Keindahan Seni Ukir Dari Aceh di Gampong Lubok Sukon

Written By Unknown on Wednesday, February 24, 2016 | 12:42:00 AM


Visit Aceh | Aceh Besar - Seni adalah suatu keindahan yang membuat sesiapa melihat akan berdecak kagum akan peson nuansanya. Setiap daerah di Indonesia mempunyai rumah yang menjadi tempat tinggalnya. Rumah ini seringkali berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Keistimewaan/keunikan bentuk rumah menjadi ciri khas dan identitas dari mana rumah itu berasal. Salah satu daerah yang mempunyai rumah cukup unik adalah rumah masyarakat Aceh. Walaupun rumah-rumah Aceh berupa rumah panggung, rumah ini tidak sekedar sebagai hunian semata, tetapi juga menyiratkan budaya dan tata cara hidup orang Aceh yang kaya makna. 

Aceh yang memiliki banyak seni, ya satu diantaranya yaitu seni ukir dari aceh. Sepotong kayu berukiran bungong (bunga), daun ( suluran) dan putar tali (tambang). Tema motif ini berhubungan dengan lingkungan alam, seperti flora, fauna, awan, bintang, bulan. Ukiran biasanya dipasang pada tangga (reunyeun), dinding (binteh), balok miring pasa bagian kap (indreng), dan jendela (tingkap) pada rumah dan meusanah. Di Mesjid, ukiran biasanya ditempatkan di tiang bagian atas, balok-balok kap (bara), dan mimbar serta pada dinding ruangan antara loteng dan kubah.






Gambar Dok. Museum Aceh | Budaya Indonesia


Rumah dalam bahasa Aceh disebut Rumoh. Dalam bukunya The Acehnese, Snouck Hurgronje (1893), menuliskan bahwa rumoh Aceh secara tradisional terdiri dari tiga atau lima ruang dengan satu ruang utama yang dinamakan rambat. Rumah dengan tiga ruang memiliki 16 tiang, sedang rumah dengan lima ruang memiliki 24 tiang, tinggi tiangnya antara 2,50 – 3 meter.

Keistimewaan-keistimewaan pada rumoh Aceh dapat ditemui saat anda mengunjungi rumoh Aceh. Pertama, keberadaan tangga memasuki rumoh Aceh tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk naik ke dalam rumah, tetapi juga berfungsi sebagai titik batas antara pemilik rumah dan tamu. Apabila dirumah tidak ada anggota keluarga yang laki-laki, maka (pantang dan tabu) bagi tamu yang bukan keluarga dekat (muhrim) naik ke rumah. Dengan demikian, reunyeun (tangga) memiliki fungsi sebagai alat kontrol sosial dalam melakukan interaksi sehari-hari antar masyarakat.

Kedua, pintu masuk ke rumoh Aceh bisa jadi lebih rendah dari ketinggian orang dewasa. Biasanya ketinggian pintu tersebut berkisar 120-150 cm sehingga setiap orang yang masuk ke rumoh Aceh harus menunduk bagi mereka yang mempunyai ketinggian lebih dari 150 cm. Hal ini untuk menunjukkan bahwa tidak peduli betapa tinggi kedudukan atau derajat pengunjung/tamu, mereka harus menunduk sebagai tanda hormat masuk ke rumoh Aceh.


Silaturahmi | Dok. Bandaacehtourism


Rumoh Aceh Yang Di Penuhi Motif Aceh

Ketiga, nilai-nilai Islam yang melekat di masyarakat Aceh juga memberikan pengaruh cukup besar pada bentuk serta tata letak rumoh Aceh. Salah satunya, rumoh Aceh dibangun menghadap ke timur dan sisi belakangnya menghadap ke barat. Hal ini dikarenakan agar rumah selalu menghadap ke arah kiblat (Mekkah). Jadi bila anda bertandang ke rumoh Aceh, anda tidak akan kesulitan mencari arah kiblat untuk shalat.

Sayangnya, saat ini rumoh Aceh semakin jarang ditemukan. Masyarakat Aceh lebih memilih membangun rumah dengan bahan dan desain yang lebih modern dikarenakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan dan perawatan rumoh Aceh. Saat ini masyarakat Aceh yang menggunakan rumoh Aceh hanya ada di beberapa titik, seperti sebagian kecil di daerah Aceh Besar, Aceh Utara, Pidie dan Aceh Selatan.

Tapi, bagi Anda yang ingin melihat bentuk asli rumoh Aceh, bisa berkunjung ke Desa wisata Lubuk Sukon, Aceh Besar. Pada tahun 2012, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh telah menetapkan Gampong (desa) Lubuk Sukon di Kabupaten Aceh Besar, sebagai ikon Aceh dalam dunia pariwisata. Yang menjadi keunikan dari Gampong ini, rumah penduduk sekitar 60% dari total 191 bangunan masih mempertahankan konsep rumah panggung yang dikenal dengan Rumoh Aceh. Kepadatan bangunan yang ada di Gampong Lubok Sukon didominasi oleh Rumoh Aceh sebanyak 69 unit, Rumoh Santeut sebanyak 58 unit dan 64 unit lainnya rumah modern yang sudah berbentuk rumah beton permanen.


Gerbang Masuk Ke Gampong Lubok Sukon Aceh Besar

Akses jalan menuju desa wisata Lubuk sukon ini sangat mudah. Letak Gampong berjarak sekitar 13,2 Kilometer ke arah Timur dari pusat Kota Banda Aceh, dapat ditempuh melalui perjalanan darat kurang lebih waktu tempuh selama 16 menit, menggunakan kendaraan roda dua, mobil dan angkutan umum. Bila perjalanan dimulai dari Bandara Sultan Iskandar Muda yang berjarak 13,8 Kilometer menuju lokasi dapat ditempuh kurang lebih 26 menit.

Selain 3 keistimewaan yang saya sebutkan diawal, masih banyak lagi keistimewaan-keistimewaan lainnya yang tersirat pada rumoh Aceh. Motif rumoh Aceh yang kaya dengan nilai-nilai estetis juga menarik untuk diketahui. Ada dua jenis motif ukiran yang terdapat pada rumoh Aceh, yaitu motif ukiran tembus dan motif ukiran tidak tembus. Motif ukiran tembus selain berfungsi sebagai keindahan rumah juga berfungsi sebagai sirkulasi udara.

Motif-motif yang terdapat pada rumoh Aceh di desa ini beragam, mulai dari motif flora, motif ke-Islaman, motif alam, bahkan ada juga motif fauna yang jarang kita lihat pada ukiran rumah adat Aceh layaknya. Motif-motif ini terlihat menghiasi rumah mereka pada bagian tulak angen (penutup atap), rinyeun (tangga), binteh (dinding), dan kindang, bahkan pada bagian dinding dalam rumah juga terdapat ukiran ragam hias. 

Motif flora pada rumoh Aceh di desa Lubuk Sukon Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar bisa dilihat pada gambar dinding rumah ini. Kecintaan masyarakat Aceh terhadap alam tampak dari motif bunga-bungaan dan dedaunan yang terukir indah pada dinding rumah. Motif-motif Aceh seperti bungong seulanga, bungong kupula, bungong kipah, pucok rebong, on cirih, awan si on, dan ada banyak lagi terlihat pada ukiran rumah Aceh di desa ini.

Menurut Sofyan, salah seorang utoh (tukang) yang tinggal di desa Lubuk Sukon ini mengatakan “Motif bunga menjadi motif favorit yang paling diminati masyarakat Aceh, rata-rata rumoh Aceh yang dihiasi ragam hias pasti menggunakan motif bunga-bunga dan dedaunan walaupun sedikit”.

Motif Aceh memiliki arti bagi masyarakat Aceh, salah satunya seperti motif pucok reubong yang berarti berproses. Pucok reubong adalah tunas bambu yang diibaratkan sebagai awal mula kehidupan mengalami proses tumbuh besar. Oleh karena itu masyarakat Aceh yang pada dasarnya adalah masyarakat yang berjiwa seni, senang menghias rumahnya dengan motif-motif Aceh yang memiliki makna tersendiri dalam kehidupan. Namun, penempatan motif pada rumoh Aceh ini tidak ada maksud dan makna tertentu. Murni hanya untuk mempercantik rumah saja. Begitulah yang dipahami oleh salah seorang pemilik rumoh Aceh di desa Lubok sukon ini.


Beragam Khas Motif Aceh

Motif pada tulak angen setiap rumah berbeda-beda. Gambar dibawah merupakan salah satu contoh motif tulak angen yang memadukan perpaduan antara motif fauna dan flora. Motif fauna yang terdapat pada rumah ini merupakan stelirisasi dari hewan unggas yaitu ayam. Ayam merupakan hewan ternak yang disukai oleh masyarakat Aceh. Selain motif ayam ada juga motif burung.

Gabungan Motif Tumbuhan dan Hewan Pada Penutup Bubong (Atap)


Motif ke-Islaman ditempatkan diatas pintu masuk pada rumah atau pada bagian-bagian dinding atas rumah. Motif ini sangat dijaga peletakkannya karena merupakan ayat-ayat dari Al-Qur’an. Motif ini juga jarang diterapkan pada rumah adat Aceh. Di desa Lubuk Sukon juga hanya pada satu rumah yang terdapat motif kaligrafi ini yaitu pada rumah Cut Rahmi Stesia. Biasanya motif ayat-ayat Al-Quran yang berbentuk kaligrafi diterapkan pada rumah ibadah seperti Mesjid. Motif simbol Ke-Islaman yang sering digunakan pada rumoh Aceh adalah motif bulan bintang.

Motif Keagamaan


Motif alam yang terdapat di desa ini adalah motif bulan dan bintang. Motif bulan dan bintang juga merupakan simbol Islam yang termasuk dalam motif ke-Islaman.





Motif taloe meuputa (tali memutar) dan leungkandet (perait musuh) merupakan salah satu motif lainnya yang terdapat di desa ini. Motif lainnya adalah motif yang terwujud diluar bentuk-bentuk alam dan ke-Islaman. Di desa Lubuk Sukon motif lenungkandet pada kindang dikombinasikan dengan motif flora yaitu motif bungong kipah dan pucok reubong. Papan memanjang di atas kaki bingkai dinding rumoh Aceh dikatakan kindang.


Motif Leungkandet (Perait Musuh)

Motif Pada Kindang


Motif taloe meuputa (tali memutar) terlihat pada tulak angen rumah di bawah ini menjadi bingkai motif pada objek sentral yaitu motif flora. Terlihat juga gambar meuketop (kupiah Aceh) pada tulak angen tersebut. Motif meuketop yang ada pada tulak angen rumah melambangkan pejuang Aceh Teuku Umar dan motif taloe meuputa adalah motif khas Aceh yang bermakna ikatan persaudaraan masyarakat Aceh.

Motif Meukeutop, motif taloe meuputa dan simentris temasuk motif Aceh lainnya

Motif-motif lain pada rumoh Aceh yang terdapat di desa ini adalah bentuk simetris. Motif simetris bagi orang Aceh melambangkan keseimbangan.

Motif Simetris

Ragam hias beberapa rumoh Aceh di desa ini terlihat menarik dengan diberi warna-warna khas Aceh. Seperti ragam hias pada rumah ini terlihat diberi warna kuning, merah, hijau, putih, biru, dan hitam.

Motif Bunga-Bunga Dengan Paduan Warna

Setiap rumah memiliki motif berbeda-beda, ada rumoh Aceh yang dihiasi banyak ragam hias dan ada rumah yang sedikit ragam hiasnya.  Menurut Darzam pengelola desa wisata Lubuk, ragam hias rumoh Aceh menunjukkan strata sosial pemilik rumah, ibarat fashion semakin bagus coraknya semakin mahal harganya. Hal ini menunjukkan bahwa ragam hias yang terdapat pada rumoh Aceh semakin banyak dan bagus coraknya semakin tinggi juga strata sosial pemiliknya. Oleh karena itu, bisa dipastikan pemilik rumah yang dihiasi dengan banyak ragam hias tergolong kalangan menengah keatas. /*HelloacehkuMejabelajarasra, dan berbagai sumber. 


Share this article :

0 komentar:

 
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Visit Aceh - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Fuad Heriansyah
Copyright ©