Headlines News :
Home » , , » Menjelajahi Obyek Wisata Gua Loyang Koro

Menjelajahi Obyek Wisata Gua Loyang Koro

Written By Unknown on Thursday, June 4, 2015 | 6:37:00 PM



Takengon – Loyang Koro, begitulah masyarakat Takengon menyebut gua ini. Gua yang merupakan salah satu tempat wisata terkenal, terletak tepat dipinggiran danau laut tawar merupakan salah satu situs peninggalan sejarah yang merekam kehidupan masyarakat Gayo.

Gua ini sendiri terletak tidak jauh dari pusat kota Takengon, akses menuju ke gua pun mudah dan tak memakan waktu lama untuk mencapainya. Uniknya lagi pintu masuk gua ini tepat berada di tebing pinggiran danau yang tenang.

Gua Loyong Koro menurut kabar dulunya menembus hingga ke wilayah seberang lintasan jalan Belang Kejeren, mempunyai kedalaman hingga 16 km. Dulunya gua ini dimanfaatkan masyarakat sebagai jalan alternatif untuk menggembala kerbau dari desa seputaran danau.

Konon katanya dipertengahan gua itu terdapat batu yang berbentuk manusia dan hewan. Mizan, penjaga gua Loyang Koro menceritakan legenda gua. Di suatu masa, penggembala kerbau dan kambing melintasi gua namun terjadi perselisihan paham diantara keduanya. Entah bagaimana hingga murka Allah pun terjadi dan penggembala serta kambing dan kerbaunya pun menjadi batu di dalam gua tersebut.

Legenda tersebut menjadi magnet yang menarik banyak pengunjung berdatangan ingin melihat sendiri batu tersebut. Sayangnya sekarang pengunjung yang datang dari berbagai wilayah hanya dapat memasuki gua tersebut hingga kedalaman 15 meter saja.

“Sebenarnya bisa jika pengunjung masuk lebih dalam lagi, tetapi kita hanya menyediakan alat penerangan sampai jarak 100 meter saja. Selain karena itu, kita takut juga kalau di dalam sana pengunjung akan kekurangan oksigen,”ujarnya.

Pengunjung yang datang pun tidak hanya dari Takengon saja, melainkan dari berbagai wilayah luar Aceh bahkan turis mancanegara menjejakan kaki di gua legendaris ini.

“Saat ini gua Loyang Koro dikelola oleh Dinas Pariwisata Takengon, pengunjung yang masuk dipungut biaya dua ribu rupiah per orangnya sebagai biaya penerangan,”ujar Mizan.

Penjaga gua ini berharap generasi muda agar dapat mengungkap sejarah gua ini kembali, dengan melakukan penjelajahan kembali untuk membuktikan adanya jalan tembus yang mencapai 16 km. Ia juga menegaskan agar legenda ini dapat dibukukan sehingga dapat dikenal oleh dunia. Sejarah ini hendaknya tidak hanya menjadi legenda dituturkan secara lisan turun temurun.

Benzu Lia | The Globe Journal
Share this article :

0 komentar:

 
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Visit Aceh - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Fuad Heriansyah
Copyright ©