PEKANBARU - Pengurus KONI Aceh menyampaikan permintaan maaf kepada
pemerintah dan seluruh masyarakat Aceh, karena gagal memperbaiki
peringkat Aceh pada PON XVIII/2012 di Provinsi Riau.
"Saya atas
nama KONI Aceh mohon maaf sebesar-besarnya kepada pemerintah dan seluruh
masyarakat Aceh," ujar Ketua Umum KONI Aceh, H Zainuddin Hamid, seusai
penyerahan bonus kepada atlet peraih medali di Hotel Cititel Pekanbaru,
Kamis.
Dikatakan, pada PON XVII/2008 di Kaltim, Aceh berada di
peringkat 23 dengan meraih 4 medali emas, 4 perak, dan 10 perunggu.
Sedangkan di PON XVIII/2012, Aceh turun satu peringkat ke posisi 24
dengan 3 medali emas, 5 perak, dan 18 perunggu.
Menurut dia,
hasil tersebut memang meleset dari prediksi, di mana KONI Aceh dalam
program Aceh Emas mematok target 15 medali emas, 9 perak, dan 10
perunggu, sekaligus membidik peringkat 15 besar.
“Namun target
itu kemudian berubah ketika menjelang keberangkatan kontingen ke PON,
dengan prediksi meraih 6 medali emas, 4 perak, dan 10 perunggu,”
ucapnya.
Meski gagal memperbaiki peringkat, Let Bugeh menampik
kalau pembinaan olahraga di Aceh tidak berhasil. Buktinya dapat dilihat
dari naiknya jumlah perolehan medali perak dari 4 menjadi 5 dan
membengkaknya perolehan perunggu dari target 10 menjadi 18.
“Kita
gagal hanya diperolehan medali emas, yakni 3 dari 6 yang ditargetkan.
Tapi kalau dilihat diperolehan perunggu, terjadi pembengkakan yang
sangat luar biasa. Itu membuktikan pembinaan olahraga kita baik,”
ucapnya seraya menambahkan tidak gagalnya pembinaan olahraga Aceh dapat
dilihat dari penyumbang medali PON yang umumnya atlet-atlet muda.
Selain
itu, sebut dia, melencengnya perolehan medali emas dari target yang
ditetapkan disebabkan ada cabang-cabang prioritas yang diharapkan
menyumbang emas, ternyata gagal. Jika prediksi Pengprov tersebut tak
melenceng, maka target emas Aceh bisa tercapai.
“Sebelumnya kan
ada beberapa cabang olahraga ditargetkan menyumbang emas, seperti
karate, taekwondo, anggar, tinju, atletik, wushu, dan golf. Namun
ternyata mereka (cabor-red) gagal mempersembahkannya,” ujar Let Bugeh.
Karenanya,
Let Bugeh mengajak semua komponen olahraga di Aceh untuk bersama-sama
memikirkan pembinaan olahraga, sehingga ke depan Aceh bisa semakin maju
dan berkembang.
“Mari kita belajar dari masalah kekurangan
prestasi Aceh di PON Riau ini untuk memperbaikinya, termasuk perbaikan
sistem pembinaan yang selama ini kita lakukan ke arah yang lebih baik
lagi," pintanya.
Menyangkut besarnya dana yang dikeluarkan untuk
kegiatan PON mencapai Rp25 miliar, Let Bugeh membantah kalau dana
sebesar itu seluruhnya untuk kebutuhan PON.
“Dari dana itu, KONI
harus bayar pajak lebih Rp2 miliar, juga untuk biaya rutin KONI, beli
peralatan, untuk Pelatda, uji coba, dan lain-lain. Jadi tidak benar
kalau seluruh dana itu untuk biaya PON di Riau,” pungkasnya.
Berikut
prestasi Aceh dalam tiga PON terakhir. PON XVI/2004 Sumsel: 6 emas, 2
perak, dan 5 perunggu (peringkat 22), PON XVII/2008 Kaltim: 4 emas, 4
perak, dan 10 perunggu (peringkat 23), PON XVIII/2012 Riau: 3 emas, 5
perak, dan 18 perunggu (peringkat 24).
Sumber : Waspada
0 komentar:
Post a Comment