BASEL - Tari Rapai Geleng dari
Aceh yang ditampilkan kelompok kesenian Sekolah Pembangunan Jaya di Pavilion
"Remakable Indonesia" memeriahkan pameran dagang "Mustermesse
Basel (MUBA) 2013" di Exhibition Centre Basel, Basel, Swiss, Sabtu.
"Saya merasa bangga mendapat
kepercayaan menampilkan aneka ragam kesenian budaya dalam acara pameran dagang
MUBA, apalagi Indonesia menjadi `guest country` dalam penyelenggaraan pameran
yang terbesar dan tertua di Swiss," ujar Pimpinan kelompok kesenian
Pembangunan Jaya, Linda Herlinda..
Selama pameran yang berlangsung
selama 10 hari dari tanggal 22 Februari hingga 3 Maret datang, tim kesenian
Pembangunan Jaya selain menampilkan tarian Rapai Geleng juga tarian Tifa dari
Papua dan Lontar dari NTT serta lagu lagu daerah yang disajikan secara
kontermporer mampu menghangatkan udara musim dingin di Swiss yang masih
diliputi salju.
Dua dari 14 penari kelompok
kesenian Pembangunan Jaya, Gayatri Annisa Larasati dan Afifa Ezi mengakui
senang dan bangga bisa terpilih untuk dapat menampilkan kesenian dan budaya Indonesia
di Swiss.
Juga masalah yang sama juga
diakui Osna Prima Adidaya, pemain musik yang mengiringi para penari selama
tampil di panggung pavilun Indonesia dan panggung media, yang berhasil menyihir
pengunjung pavilun Indonesia seluas 2000 meterpersegi .
Acara yang dibungkus secara apik
dan diperankan sangat lincah oleh para penari itu diantarkan dalam tiga bahasa
Perancis, Jerman dan Inggris oleh pembawa acara Budiman Wiriakusumah, dari KBRI
Bern juga menampilkan misi kesenian Jawa Timur yang tampil sebagai "Province
of Charmed" dalam pameran dagang yang setiap hari dikunjungi lebih dari
tiga ribu orang.
Menurut Budiman Wiriakusumah
Pavilion Indonesia juga menampilkan cara membuat tenun ikat tradisional Centra
Tenun Flores Lepo Torun yang diperagakan oleh Alfonsa Horeng berhasil menarik
perhatian pengunjung.
Pada Pavilion Indonesia juga
ditampilkan berbagai produk antara lain furniture dan "home decor",
kerajinan tangan, produk fesyen, serta perhiasan mutiara Indonesia yang
diwakili Aulia Jewellery pimpinan Nunik Ardiningsih.
Pavilion Indonesia yang diwaliki Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), serta 13 usaha kecil dan menengah dari Pemprov Jawa
Timur, dan 37 perusahaan.
Menurut Direktur Penyelenggara
MUBA Christian Eichenberger, pavilion Indonesia tampil secara prima dengan
disain yang futuristik merupakan guest country terbaik selama 10 tahun terakhir
penyelenggaraan MUBA yang sudah berlangsung sejak tahun 1917.
Dutabesar RI untuk Konfederasi
Swiss dan Keharyapatihan Liechenstein Djoko Susilo mengharapkan keikutsertaan
Indonesia sebagai guest country nilai ekspor Indonesia ke tiga negara Swiss,
Jerman dan Perancis dapat meningkat. Hal ini dapat dimungkinkan dengan letak
strategis kota Basel sebagai penyelenggara pameran yang berbatasan dengan
Jerman dan Perancis. Aceh
0 komentar:
Post a Comment