Ilutrasi Tsunami |Editor |
BANDA ACEH– Mengenang delapan tahun gempa dan tsunami Aceh, Bedu Saini, seorang fotografer yang merekam langsung detik-detik bencana yang menggetarkan dunia itu akan memamerkan hasil karyanya.
Bedu akan menggelar pameran foto tunggal yang menampilkan sejumlah foto-foto hasil jepretannya yang mengambarkan kedahsyatan tsunami yang menerjang pesisir Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 lalu.
Bedu mengatakan sekitar 34 foto yang menceritakan gempa, tsunami dan masa tanggap darurat paskatsunami akan dipajang dalam pameran yang berlangsung selama empat hari mulai 26 Desember nanti.
“Ada sekitar 34 foto yang akan saya pamerkan nanti, foto itu sebagian besar bercerita tentang detik-detik saat terjadi tsunami, proses evakuasi, suasana di pengungsian, dan masa tanggap darurat paska tsunami,” kata Bedu pada wartawan di Banda Aceh, Minggu (23/12/2012).
Selain untuk mengenang peristiwa maha dahsyat itu, pameran ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat Aceh untuk tetap siaga terhadap bencana.
Pembukaan pameran ini akan dilaksanakan di komplek pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar pada Rabu 26 Desember nanti.
Selanjutnya pada 27 sampai 30 Desember, foto-foto bencana yang merenggut seratus ribu lebih masyarakat Aceh itu akan dipamerkan di Museum Tsunami Aceh di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh.
“Sengaja pemeran ini pindah-pindah agar masyarakat bisa melihat langsung kejadian tersebut,” ujar Bedu Saini, yang sehari-hari bekerja di Harian Serambi Indonesia ini.
Bedu menyebutkan, pameran foto bencana yang dikuratori Yo Fauzan Ijazah ini, tidak bertujuan untuk membangkitkan luka lama dan kesedihan masyarakat korban tsunami. Tapi kata Bedu, kegiatan ini dilakukan agar masyarakat bisa belajar dari bencana tersebut.
“Saya berharap masyarakat Aceh dan lainnya dapat belajar dan mengambil hikmah dari pemeran ini,” katanya.
Bedu Saini adalah salah seorang fotografer Aceh yang ikut megabadikan dan mengabarkan kedahsyatan musibah gempa dan tsunami Aceh. Ditengah kekalutan dan kepanikan orang-orang menyelamatkan diri dari amukan tsunami, naluri kewartawanan terus bermain.
Foto-fotonya saat itu menghiasi media-media dunia, hingga mengheyak penduduk bumi. Bala bantuan dari berbagai negara berdatangan ke provinsi paling barat Indonesia itu.
Di sisi lain, Bedu Saini juga menjadi korban bencana tsunami, dimana ibu dan dua anaknya tercinta dipanggil yang kuasa dalam musibah itu. Tempat tinggalnya di kawasan Lambaro Skep, Banda Aceh juga rusak diterjang bah.
Kurator fotografi, Yo Fauzan Ijazah menilai, Bedu Saini adalah pria sederhana dengan karya mendunia. "Kameranya bercerita dengan lugas tanpa mesti dibingkau komposisi rumit. Terkadang fotonya terkesan lugu namun menggelitik, seiring realita sosial yang direkamnya." | okezone
Bedu akan menggelar pameran foto tunggal yang menampilkan sejumlah foto-foto hasil jepretannya yang mengambarkan kedahsyatan tsunami yang menerjang pesisir Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 lalu.
Bedu mengatakan sekitar 34 foto yang menceritakan gempa, tsunami dan masa tanggap darurat paskatsunami akan dipajang dalam pameran yang berlangsung selama empat hari mulai 26 Desember nanti.
“Ada sekitar 34 foto yang akan saya pamerkan nanti, foto itu sebagian besar bercerita tentang detik-detik saat terjadi tsunami, proses evakuasi, suasana di pengungsian, dan masa tanggap darurat paska tsunami,” kata Bedu pada wartawan di Banda Aceh, Minggu (23/12/2012).
Selain untuk mengenang peristiwa maha dahsyat itu, pameran ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat Aceh untuk tetap siaga terhadap bencana.
Pembukaan pameran ini akan dilaksanakan di komplek pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar pada Rabu 26 Desember nanti.
Selanjutnya pada 27 sampai 30 Desember, foto-foto bencana yang merenggut seratus ribu lebih masyarakat Aceh itu akan dipamerkan di Museum Tsunami Aceh di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh.
“Sengaja pemeran ini pindah-pindah agar masyarakat bisa melihat langsung kejadian tersebut,” ujar Bedu Saini, yang sehari-hari bekerja di Harian Serambi Indonesia ini.
Bedu menyebutkan, pameran foto bencana yang dikuratori Yo Fauzan Ijazah ini, tidak bertujuan untuk membangkitkan luka lama dan kesedihan masyarakat korban tsunami. Tapi kata Bedu, kegiatan ini dilakukan agar masyarakat bisa belajar dari bencana tersebut.
“Saya berharap masyarakat Aceh dan lainnya dapat belajar dan mengambil hikmah dari pemeran ini,” katanya.
Bedu Saini adalah salah seorang fotografer Aceh yang ikut megabadikan dan mengabarkan kedahsyatan musibah gempa dan tsunami Aceh. Ditengah kekalutan dan kepanikan orang-orang menyelamatkan diri dari amukan tsunami, naluri kewartawanan terus bermain.
Foto-fotonya saat itu menghiasi media-media dunia, hingga mengheyak penduduk bumi. Bala bantuan dari berbagai negara berdatangan ke provinsi paling barat Indonesia itu.
Di sisi lain, Bedu Saini juga menjadi korban bencana tsunami, dimana ibu dan dua anaknya tercinta dipanggil yang kuasa dalam musibah itu. Tempat tinggalnya di kawasan Lambaro Skep, Banda Aceh juga rusak diterjang bah.
Kurator fotografi, Yo Fauzan Ijazah menilai, Bedu Saini adalah pria sederhana dengan karya mendunia. "Kameranya bercerita dengan lugas tanpa mesti dibingkau komposisi rumit. Terkadang fotonya terkesan lugu namun menggelitik, seiring realita sosial yang direkamnya." | okezone
1 komentar:
Thanks for info, semoga semuanya ada dalam kebaikan https://bit.ly/2zAzDd6
Post a Comment