Tari Saman dan tari Ratéb Meuseukat sangat sering disalahartikan. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas. Perbedaan utama antara tari Tari Saman (asli Gayo) dengan Ratéb Meuseukat ada 4 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang. Dan keempat, Tari Saman menggunakan kostum pakaian Adat Gayo (Kerawang) sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan kostum pakaian Adat Aceh.
TARI SAMAN
Saat ini, tari asal Gayo ini telah terdaftar sebagai warisan
tradisional Indonesia asal Gayo Lues yang teregistrasi di Unesco dengan
nomor 0000001.Tari yang diciptakan oleh seorang Ulama bernama Syekh
Saman. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa
yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar masyarakat pada kesenian
ini maka oleh Syekh disisipilah dengan syair-syair yang berisi
Puji-pujian kepada Allah SWT. Sehingga Saman menjadi media dakwah saat
itu. Dahulu latihan Saman dilakukan di bawah kolong Meunasah. Sehingga
mereka tidak akan ketinggalan untuk shalat berjamaah.
Tari ini biasanya dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki,
tetapi jumlahnya harus ganjil. Mungkin saat kita mengetahui segala aspek
yang terdapat dalam tarian ini, kita dapat lebih memahami. Dan
mendapatkan tidak hanya keindahan namun juga makna filosofi dari posisi,
gerak, syair yang terlantun saat pertunjukan Saman di gelar.
Dalam penampilan yang biasa saja (bukan pertandingan) dimana adanya
keterbatasan waktu, Saman bisa saja dimainkan oleh 10 – 12 penari, akan
tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Yang mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
* Nomor 9 disebut PengangkatPengangkat adalah tokoh utama titik
sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair
yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap
serangan lawan main (Saman Jalu / pertandingan)
* Nomor 8 dan 10 disebut PengapitPengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun nyanyian/ vokal
* Nomor 2-7 dan 11-16 disebut PenyepitPenyepit adalah penari biasa
yang mendukung tari atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain
sebagai penari juga berperan menyepit (menghimpit). Sehingga kerapatan
antara penari terjaga, sehingga penari menyatu tanpa antara dalam posisi
banjar/ bershaf (horizontal) untuk keutuhan dan keserempakan gerak.
* Nomor 1 dan 17 disebut PenupangPenupang adalah penari yang paling
ujung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang
selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan
menupang/ menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus.
Sehingga penupang disebut penamat kerpe jejerun (pemegang rumput
jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan dengan memgang
rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan terhujam
dalam, sukar di cabut.
Tari saman ditarikan dalam posisi duduk. Yang kelahirannya erat
berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama islam. Dimana posisi
penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki.
Pola ruang pada tari saman juga terbatas pada level, yakni ketinggian
posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut
(Gayo – berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level
yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai
45o (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60o (langat). Terkadang
saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke
kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk
melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).
Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan
dalam tari saman. Karena dia berfungsi sebagai gerak sekaligus musik.
Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah. Ada
juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu
benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam berbagai
posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling). Gerakan kepala
seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala
berputar seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman.
Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan
dalam gerak tari saman.
Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai
pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk
mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
1. Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai
cepat2. Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat3.
Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang4. Gesekan
ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.
Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman.
Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.2. Dering, yaitu
regnum yang segera diikuti oleh semua penari.3. Redet, yaitu lagu
singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada
bagian tengah tari.4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang
penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda
perubahan gerak5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh
penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga
mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari
Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja
namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh
terwujud dari kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya
masing-masing.
Itulah sekelumit tentang fungsi formasi, jenis gerak, asal musik
pengiring serta nyanyian dalam pertunjukan tari Saman. Semoga bermanfaat
bagi anda dalam memahami tarian Saman.
Tema Syair pada tarian saman pada mula pertamanya adalah tentang
dakwah atau ajaran agama. Pada perkembangan selanjutnya tema tersebut
bertambah dengan tema-tema lainnya seperti tentang pertanian,
pembangunan, adat istiadat, muda-mudi dan lain-lain.
Berikut adalah contoh syair-syair lagu pengiring tari Saman yang tema
utamanya adalah tentang muda-mudi untuk masa pertunjukan selama kurang
lebih 10 menit. Yang di susun berdasarkan urutan penyajian tari saman
dan telah di terjemahkan kedalam bahasa indonesia.
Persalaman
1. Rengum/ Dering
Hmm laila la ahoHmm laila la ahoHoya-hoya, sarre e hala lem hahallaLahoya hele lem hehelle le enyan-enyanHo lam an laho
Aum/ Koor AumHmm tiada Tuhan selain AllahHmm tiada Tuhan selain
AllahBegitulah-begitulah semua kaum Bapak begitu pula kaum ibuNah
itulah-itulahTiada Tuhan selain Allah
1. Salam Kupenonton
Salamualikum kupara penontonLaila la ahoSimale munengon kami
berseniLahoya, sarre e hala lem hahallaLahoya hele lem hehelleLe
enyan-enyanHo lam an lahoSalamni kami kadang gih meh konaLaila la
ahoSalam merdeka ibuh kin tutupeHiye sigenyan enyan e alahNyan e
hailallahLaila la aho, ala aho
Salam Kepada Penonton
Assalamualaikum ya para penontonTiada Tuhan selain AllahYang hendak
melihat kami berseniBegitu pula semua kaum bapakBegitu pula kaum ibuNah
itulah-itulahTiada Tuhan selain AllahSalam kami mungkin tidak semua
kenaTiada tuhan selain allahSalam merdeka dijadikan penutupnyaYa itulah,
itulah, aduhItulah, kecuali AllahTiada tuhan selain Allah, selain Allah
Uluni Lagu/ Kepala lagu
1. Asalni Kededes
Asalni kededes kedieAsalni kededes ari ulung kele keramilSentan ire
rempil kedieSentan irerempil he kemenjadi jadi bolaAsalni kededes
kedieAsalni kededes ari ulung kele keramilSentan irerempil kedieSentan
irerempil he kemenjadi jadi bolaAsalni kededes kedieAsalani kededes ari
ulung ke le keramilSentan irerempil kedieSantan irerempil he menjadi
jadi bolaInget-inget bes yoh ku ine e
Asal Bola Daun KelapaAsal bola daun kelapa kiranyaAsal bola daun
kelapa dari daun kelapaBegitu dijalin-jalin kiranyaBegitu di jalin-jalin
ia menjadi-jadi bolaAsal bola daun kelapa kiranyaAsal bola daun kelapa
dari daun kelapaBegitu dijalin-jalin kiranyaBegitu di jalin-jalin ia
menjadi-jadi bolaAsal bola daun kelapa kiranyaAsal bola daun kelapa dari
daun kelapaBegitu dijalin-jalin kiranyaBegitu di jalin-jalin ia
menjadi-jadi bolaIngat-ingat awas sayangku aduh ibu
1. Salam Ni Rempelis Mude
Oreno nge tewah ari beras beras padiYa hoya, oi manuk kedidiHe
menjadi rem rempelis mudeNe inget bes inget besOi kiri sikuen kiriAra
salamualaikum, rata beweneAra kesawah jamuni kamiNe inget-inget bes
yohkuKuguncang male kuguncangSalamualaikum rata beweneNe inget bes mien
yohkuIngatin bang tudungOi mude kin ulung mudeIpantasan mulo
Salam dari Rampelis Mude (Rampelis Mude nama sanggar)O runduk sudah
rebah dari beras beras padiYa, begitulah oi burung kedidiHai menjadi
Rempelis MudaOh ibu, ingat awas, awasOi yang dikiri
dikanan-kiriAssalamualaikum, rata semuanyaAdakah tiba tamu kamiOh ibu,
inga-ingat, awas sayangkuKu guncang akan ku guncangAssalamualaikum rata
semuanyaOh, ibu ungat awas lagi sayangkuDigantilah tudungOi muda untuk
daun udaDipercepat dulu.
Lagu-lagu
1. Le Alah Payahe
He le ala payahe kejangE kejang mufaedah payah musemperneEnge ke
engon ko kuseni rueskuSenangke atemu kami lagu niniIne inget-inget bes
mien yoh ku ineOho ingatin bang tudung urenAwin gere kedie
muselpakJangko gere kedie mulenoBeluh gere kedie berulakJarak gere kedie
mudemuIne ilingang lingeken muloYoh kukiri sikuen kiriTatangan
katasanEnti lale cube die ineAwin gere kedie muselpakJangko gere kedie
mulenoBeluh gere kedie berulakJarak gere kedie mudemuJadi bang
mulongingku ineO kejang teduhmi ningkahIke payah teduhmi kiteIke gaduh
tuker mulo
Aduh PayahnyaHai, aduh payahnya, payah lelahE, lelah berfaedah, payah
memuaskanSudahlah kau lihat sendi ruaskuSenangkah kamu kami seperti
iniOh ibu, ingat-ingat lagi sayangku, oh ibuOho, diganti dulu payung
hujanDi tarik, tidaklah nanti patahDijangko tidaklah nanti rebahPergi
tidaklah nanti kembaliJauh tidaklah lagi bertemuOh ibu, di goyang, di
geleng duluHai ke kiri, ke kanan-kiriAngkatlah lebih tinggiJangan lalai
cobalah dulu, oh ibuDi tarik, tidaklah nanti patahDijangko tidaklah
nanti rebahPergi tidaklah nanti kembaliJauh tidaklah lagi
bertemuCukuplah dulu adikku, oh ibuOh, capek berhenti dulu meningkahJika
payah berhenti dulu kitaJika letih tukar dulu
1. Balik Berbalik
Iye balik berbalikGelap uram terang uren urum sidangSimunamat punce
wae ala ahoHe nyan e hae ala ahoAho – aho – ahoIye balik berbalikGelap
uram terang uren urum sidangSimunamat punce wae ala ahoHe nyan e hae ala
ahoAho – aho – aho
Balik BerbalikIya ku balik berbalikGelap dengan terang, hujan dengan
teduhYang nmemegang punca Dialah, Ya TuhanItulah dia, ya TuhanYa Allah –
Ya Allah – Ya AllahIya ku balik berbalikGelap dengan terang, hujan
dengan teduhYang nmemegang punca Dialah, Ya TuhanItulah dia, ya TuhanYa
Allah – Ya Allah – Ya Allah
Penutup
1. Gere Kusangka
Gere kusangka, aha kenasibku beseBerumah rerampe ehe itepini
payaBerumah rerampe ehe itepini payaSuyeni uluh, nge turuh supue
sangeMago-mago bese aku putetangak mataMago-mago bese aku putetangak
mataTetea tetar ahar reringe petepasGere kidie melas dengan naik
iruangkuGere kidie melas dengan naik iruangku
Tidak KusangkaTidak kusangka, aha kalau nasibku beginiBerumah
rerumputan ditepinya rawaBerumah rerumputan ditepinya rawaTiangnya
bambu, sudah bocor atap dari pimpingSulit-sulit begitu aku berputih
mataSulit-sulit begitu aku berputih mataLantainya belahan bambu,
dindingnya pun tepasTidakkah kiranya menyesal saudara naik
kerumahkuTidakkah kiranya menyesal saudara naik kerumahku
1. Kemutauh Uren
Kemutauh uren ari langitMunerime kedie bumiKemutauh uren ari
langitMunerime kedie bumiI nampaan ara baro renahCabang tewah ku lawe
dueAri abang gih mungkin berubahBier lopah itumpun kudedeKemutauh uren
ari langitMunerime kedie bumiKemutauh uren ari langitMunerime kedie
bumiI nampaan ara baro renah Cabang tewah ku lawe dueAri abang gih
mungkin berubahBier lopah itumpun kudedeKerna langkah ni kami
serapahBerizin mi biak sudereKesediken cerak kami salahNiro maaf kuama
ine
Jika Turun HujanJika turun hujan dari langitMenerimakah kiranya
bumiJika turun hujan dari langitMenerimakah kiranya bumiDi nampaan ada
waru rendahCabang rebah ke lawe dueDari abang tidak mungkin berubahBiar
pisau tancapkan ke dadaJika turun hujan dari langitMenerimakah kiranya
bumiJika turun hujan dari langitMenerimakah kiranya bumiDi nampaan ada
waru rendahCabang rebah ke Lawe DueDari abang tidak mungkin berubahBiar
pisau tancapkan ke dadaKarena langkah kami segera bergegasMohon izin
kepada sanak saudaraSekiranya ucapan kami salahMohon maaf kepada
ibu-bapak.
Video:
(b) Saman Dance
(Dalam Video ini tertera title “Saman Aceh Tenggara”, Tarian ini
berasal dari Belangkejeren, dulu Kecamatan Belangkejeren masuk diwilayah
Kabupaten Aceh Tenggara, kini setelah pemekaran, Belangkejeren menjadi
Ibukota Kabupaten Gayo Lues, yang ditinggali oleh Suku Gayo (Lues), suku
asli pemilik Tari Saman.
*********
Tari Ratéb Meuseukat
Tari Ratéb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal
dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu ratéb asal kata ratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.
Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan
gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya),
sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di
Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan
kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah
dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan
pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro
di kabupaten Aceh Barat Daya.
Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji
pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai
media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri.
Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga
pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan
lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.
0 komentar:
Post a Comment