Empat tersangka penculikan Hasan (40) berhasil diciduk petugas. Sebelumnya korban yang bermukim di Dayah Aron, Syamtalira Aron, Aceh Utara sempat babak-belur dipukuli kawanan ini. Motif para begundal menyiksa koordinator Badan Reintegrasi Aceh (BRA) tersebut, karena tak memberi upeti proyek.
Para pelaku selanjutnya disergap dari kediaman masing-masing, yakni di Desa Manyang Baroh dan Desa Calong, pada Kamis (25/10) siang. Dalam kesempatan kemarin, penculik juga meminta uang tebusan Rp10 juta.
Para pelaku selanjutnya disergap dari kediaman masing-masing, yakni di Desa Manyang Baroh dan Desa Calong, pada Kamis (25/10) siang. Dalam kesempatan kemarin, penculik juga meminta uang tebusan Rp10 juta.
Ilutrasi |
Tim gabungan Polres Aceh Utara terdiri dari Satuan Reserse dan Kriminal, Sat Intel dan polsek Syamtalira Aron, menciduk MNZ (34), BYD (45) keduanya warga Desa U Blang Asan. Kemudian AYB (22) dan IYS (25) asal Desa Manyang Baroh, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara. Sedangkan salah satu diantaranya, yakni IYS merupakan tenaga honorer di kantor Camat setempat.
Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE, Sik didampingi Kasat Reskrim AKP Marzuki mengatakan, korban adalah koordinator Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Aceh Utara.
“Selama ini dia ada memegang proyek dari BRA. Kemungkinan penculikan itu dilakukan, karena korban tidak menyetor uang fee kepada mereka,” ujar Farid.
Informasi yang dihimpun Metro Aceh (Grup JPNN), Hasan dan MNZ yang diduga sebagai otak pelaku, merupakan kawan korban. Peristiwa tak elok terjadi pada hari Rabu (24/10) Siang, saat Hasan dan kelompok begundal tersebut, sempat berjumpa di warung kopi dan saling berkumunikasi. Dan setelahnya sekira pukul 17.00 wib korban hendak pulang ke rumah. Karena tidak membawa kenderaan, maka MNZ menyuruh bawa pulang mobil pribadinya, jenis Avanza hitam BL 9576 N.
Kemudian sekitar pukul 21.00 wib, MNZ menelpon agar Hasan mengembalikan kenderaan itu. Namun belum sempat dibawa lagi, tiba-tiba kawan MNZ menjemput secara baik-baik serta mengatakan sang kordinator dipanggil ulang.
Setelah berjumpa dengan seluruh kawanan, ia langsung dibawa ke tempat pemeliharaan ayam milik MNZ, di Desa Manyang Baroh. Sementara TKP diketahui berada tak jauh dari kediaman penduduk.
Menurut keterangan korban kepada koran ini, di tempat pemeliharaan itulah korban dipukul oleh MNZ Cs sampai babak belur. Merasa tidak puas, ia juga ditelanjangi hingga cuma memakai celana dalam. Malam itu sempat disekap dan para penculik menelpon abang kandung Hasanm bernama Husin. Kepada saksi diminta uang tebusan Rp 10 juta.
“Saya tidak tahu lagi, karena badan saya semuanya sakit. Saya tidak sanggup melawan mereka, karena jumlahnya berkisar sepuluh orang. Tapi cuma sebagian yang dikenali,” kata Hasan.
Kejahatan tersebut paginya sudah tercium kepada petugas penegak hukum. Saat itulah tim gabungan dari Mapolres menyisir lokasi sandera. Aparat etugas menggeledah kandang ayam dan tidak lama kemudian menuju ke rumah MNZ. Kebetulan pelaku ada di lokasi dan digiring ke komando, bersama barang bukti mobil Avanza.
"MNZ mengaku meski sempat mengelak. Hasan akhirnya ditemukan dalam hutan, serta langsung diboyong ke rumah sakit untuk diobati, sekaligus menjalani visum,” jelas Farid.
Lanjutnya, pihaknya juga akan memburu tersangka-tersangka lain yang diduga ikut terlibat dalam aksi kejatah itu, keempat pelaku tersebut kini telah ditahan di Polres setempat untuk dimintai keterangan lebih lanjut, pungkas Kapolres
Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE, Sik didampingi Kasat Reskrim AKP Marzuki mengatakan, korban adalah koordinator Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Aceh Utara.
“Selama ini dia ada memegang proyek dari BRA. Kemungkinan penculikan itu dilakukan, karena korban tidak menyetor uang fee kepada mereka,” ujar Farid.
Informasi yang dihimpun Metro Aceh (Grup JPNN), Hasan dan MNZ yang diduga sebagai otak pelaku, merupakan kawan korban. Peristiwa tak elok terjadi pada hari Rabu (24/10) Siang, saat Hasan dan kelompok begundal tersebut, sempat berjumpa di warung kopi dan saling berkumunikasi. Dan setelahnya sekira pukul 17.00 wib korban hendak pulang ke rumah. Karena tidak membawa kenderaan, maka MNZ menyuruh bawa pulang mobil pribadinya, jenis Avanza hitam BL 9576 N.
Kemudian sekitar pukul 21.00 wib, MNZ menelpon agar Hasan mengembalikan kenderaan itu. Namun belum sempat dibawa lagi, tiba-tiba kawan MNZ menjemput secara baik-baik serta mengatakan sang kordinator dipanggil ulang.
Setelah berjumpa dengan seluruh kawanan, ia langsung dibawa ke tempat pemeliharaan ayam milik MNZ, di Desa Manyang Baroh. Sementara TKP diketahui berada tak jauh dari kediaman penduduk.
Menurut keterangan korban kepada koran ini, di tempat pemeliharaan itulah korban dipukul oleh MNZ Cs sampai babak belur. Merasa tidak puas, ia juga ditelanjangi hingga cuma memakai celana dalam. Malam itu sempat disekap dan para penculik menelpon abang kandung Hasanm bernama Husin. Kepada saksi diminta uang tebusan Rp 10 juta.
“Saya tidak tahu lagi, karena badan saya semuanya sakit. Saya tidak sanggup melawan mereka, karena jumlahnya berkisar sepuluh orang. Tapi cuma sebagian yang dikenali,” kata Hasan.
Kejahatan tersebut paginya sudah tercium kepada petugas penegak hukum. Saat itulah tim gabungan dari Mapolres menyisir lokasi sandera. Aparat etugas menggeledah kandang ayam dan tidak lama kemudian menuju ke rumah MNZ. Kebetulan pelaku ada di lokasi dan digiring ke komando, bersama barang bukti mobil Avanza.
"MNZ mengaku meski sempat mengelak. Hasan akhirnya ditemukan dalam hutan, serta langsung diboyong ke rumah sakit untuk diobati, sekaligus menjalani visum,” jelas Farid.
Lanjutnya, pihaknya juga akan memburu tersangka-tersangka lain yang diduga ikut terlibat dalam aksi kejatah itu, keempat pelaku tersebut kini telah ditahan di Polres setempat untuk dimintai keterangan lebih lanjut, pungkas Kapolres
0 komentar:
Post a Comment