Setengah dekade telah berlalu. Amuk laut pekat menjilat tanah serambi masih
membekas di ingatan. Ia menjadi catatan kelam di lembar sejarah Aceh.
Tsunami, demikian orang mengenal nama bencana yang melanda Aceh, 26
Desember 2004 silam.
Pemandangan Aceh jaya Atas Gunung |
Aceh Jaya adalah pusat
terjadinya gempa dan gelombang tsunami. Dipastikan lebih dari setengah
wilayah ini babak belur dihantam gelombang laut. Tak ayal, masyarakatnya
pun banyak yang hilang dalam musibah mahadahsyat tersebut.
Berbicara masalah wilayah,
dulunya, sebelum tsunami melanda, Aceh Jaya merupakan salah satu objek
wisata di Aceh. Kala itu, Calang yang menjadi ibukota Aceh Jaya masih
satu kabupaten dengan Aceh Barat. Terkenalnya daerah Aceh Jaya sebagai
tempat wisata, di antaranya adanya komunitas ‘mata biru’ sisa
peninggalan Portugis di wilayah ini. Selain itu, panorama lautnya pun
menghampar sejuk. Apalagi, ditambah hawa pegunungannya yang menjulang.
Aceh Jaya seolah menjadi daerah wisata komplit, ada gunung dan laut.
Kabupaten yang terletak pada titik koordinat geografis 04022’-05016’ LU dan 95002’-96003
BT ini resmi pisah dengan Aceh Barat 22 Juli 2002. Keindahan alamnya
membuat banyak turis asing sebelum tsunami singgah ke wilayah ini.
Bahkan, ada yang datang lewat laut.
Namun, kondisi perwisataan
di Aceh Jaya sempat mati suri saat puncak-puncak konflik bersenjata
antara RI dan GAM. Persoalannya sekarang adalah, bagaimana pula objek
wisata di sana setelah tsunami? Atau sebut saja setelah perjanjian damai
MoU Helsinki?
Kini Aceh Jaya sedang
membangun. Di samping berbenah pada bidang perikanan, objek wisata pun
kembali ditata. Ada sejumlah tempat wisata yang baik dikunjungi saat
berada di Aceh Jaya. Berikut ini dipaparkan tuhoe di antara tempat wisata yang masih ada di bekas stunami tersebut.
Pulau Tsunami/Tsunami Island
Pulau ini terjadi akibat gempa bumi dan
gelombang tsunami tahun 2004. Di sana tersimpan banyak misteri tentang
batu-batuan dasar laut bawaan gelombang tsunami. Pulau ini terletak di
sisi barat Daerah Aceh, tepatnya di Kecamatan Jaya (Lamno), Kabupaten
Aceh Jaya, dengan jarak tempuh dari ibukota provinsi dan ibukota
kabupaten selama 2 jam perjalanan dengan bus umum. Pulau ini diapit oleh
Pulau Keuluang dan Gua Sarang Gunung Teumiga. Sangat indah bila
dipandang dari jalan Negara puncak Gunung Geurutee. Untuk mengunjungi
pulau ini, tersedia boat nelayan di Gampông Ujong Sudhen dengan lama
berlayar sekita 15 menit. Pulau ini menjadi bukti sejarah bagi generasi
yang akan datang betapa dahsyatnya gelombang tsunami di Aceh.
Teluk Rigaih
Hamparan laut yang diapit oleh daratan
Gampông Batee Tutong, Pulau Seumot dan Gampông Rigaih sangat digemari
oleh wisatawan sebagai tempat snorkeling, diving, maupun untuk fishing.
Kawasan ini juga sering dimanfaatkan oleh masyarakat yang berlibur di
akhir pekan dikarenakan keindahan terumbu karang dan ikan hias yang
beraneka warna.
Lhok Geulumpang
Kawasan wisata daerah ini masih sangat alami.
Hutannya masih utuh dan sebelah barat berhadapan dengan Laut Samudera
Hindia yang landai. Pantainya berpasir putih. Di sebelah timur
membentang perbukitan yang sudah ditata rapi. Lokasi ini lebih dikenal
oleh wisatawan mancanegara yang sering digunakan untuk snorkeling, berjemur dan diving.
Di kawasan ini, keanekaragaman ikan dan biota laut lainnya dilindungi.
Selain itu, juga terdapat banyak macam monyet yang bisa bercanda dengan
pengunjung.
Kuala Dhoi
Kuala Dhoi adalah sebuah gampông kecil yang
terletak di pinggir pantai Samudera Hindia, pada berjarak 3 km dari
Ibukota Kecamatan Lageun dan 12 km dari Ibukota Kabupaten Aceh Jaya
(Calang). Tempat ini merupakan objek wisata yang sangat terkenal bagi
orang Jerman (Benua Eropa), semenjak seseorang yang berasal dari Jerman
bernama Daud Jerman (Dieter) bermukim dan berkeluarga dengan perempuan
Kuala Dhoi. Dia membangun beberapa bungalow di dekat pantai dan mengajak
para turis dari eropa untuk datang ke daerah ini. Kuala Dhoi memiliki
pantai pasir putih yang bersih, laut yang landai dan sangat menarik
untuk dikunjungi untuk menikmati keindahannya.
Pulau Reusam
Daerah ini merupakan tempat rekreasi bagi
masyarakat Aceh Jaya pada hari-hari libur. Lokasinya didukung oleh
panorama dan keadaan alam yang asri dengan pohon-pohon cemara yang
rindang, pantai pasir putih bersih, laut landai tempat berenang dan
bersnorkeling. Terumbu karang akan sangat indah dilihat dari tempat ini.
Juga bisa memancing ikan-ikan karang sejenis gerapu dan lainnya. Selain
itu, pulau ini juga menyimpan bukti sejarah, yaitu meriam tua
peninggalan masa penjajahan Belanda dan Jepang sebagai benteng
pertahanan dari musuh-musuh negara.
Pantai Pasir Saka
Pantai ini sangat indah putih bersih sebagai
tempat pemandian dan bersnorkeling. Pasir pantai ini putih berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia. Jarak ke sana dari Ibukota Kecamatan
Sampoinit sekitar 14 km.
Pantai Kuala Merisi
Hamparan
deru ombak pantai dan legenda Bate Putri Ratu Meurendam Dewi yang
terdapat di muara sungai Kuala Merisi telah membuat masyarakat menjadi
tertarik dengan objek wisata ini. Lokasi ini juga didukung oleh keadaan
alam untuk pemandian di bibir pantai dan fasilitas warung makanan di
sekitar lokasi.
Danau Laut Nie Pineung Suasa
Sebuah Danau di perbukitan Desa Pasi Timon,
Kecamatan Teunom, ada objek wisata dengan nama Danau Laut Nie Pineung
Suasa. Tempat ini memiliki keindahan pemandangan alam yang masih
natural. Sekitar danau dikelilingi oleh pohon pinang merah dan aneka
macam bunga yang langka. Juga banyak ikan air tawar yang bisa dipancing
oleh wisatawan yang berkunjung.
Arung Jeram Sungai Teunom
Derasnya aliran Sungai Teunom menjadi obejk wisata tersendiri bagi pengunjung yang suka rafting
(arung jeram). Dimulai dari air terjun hulu sungai yang lama
mengarunginya 3 jam sampai ke Gampông Sarah Raya atau Desa Alue Jang 24
km dari Kota Teunom, lokasi sekana menjadi lokasi wisata penuh
tantangan.
Sumber Herman RN
0 komentar:
Post a Comment