Banda Aceh. Untuk
membuka transportasi laut dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta ke
pelabuhan Malahayati, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh akan
menempatkan satu unit Mobile Crane (MAC) di pelabuhan Malahayati, Krueng
Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Penempatan mobile crane yang
akan didatangkan dari pelabuhan Belawan Sumatera Utara (Sumut), itu
bekerjasama dengan PT Pelindo. Dengan adanya mobile crane, jalur
transportasi laut Tajung Priok - Malahayati bisa dilakukan secara
langsung.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika
(Dishubkomintel) Aceh Yuwaldi Away mengungkapkan, jika ini bisa segera
dilakukan maka pengiriman barang-barang dari Pulau Jawa ke Aceh tidak
perlu lagi menggunakan transportasi darat.
Untuk tahap awal, ujar Yuwaldi, direncanakan pengiriman sepeda motor
dari Pulau Jawa ke Aceh tidak lagi melalui jalan darat. Sedangkan dari
Aceh melalui Pelabuhan Malahayati tahap awal membawa semen lavarge.
"Jadi barang-barang konsumen dari Pulau Jawa kita usahakan tidak lagi
menggunakan jalur darai," kata Yuwaldi Away kepada wartawan, di Banda
Aceh Jumat (21/9).
Dikatakan, kepantian pemindahan mobile crane ini masih menunggu
kebijakan Gubernur Aceh karena biaya pemindahan dari Belawan ke Krueng
Raya membutuhkan biaya besar mencapai Rp2,5 miliar.
"Kalau mobile crane itu sudah ada dalam waktu 20 hari langsung bisa dioperasionalkan," jelas Yuwaldi.
Secara terpisah anggota DPRK Aceh Besar Nourman Hidayat mengungkapkan,
untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan mendongkrak perekonomian
masyarakat, Pemprov Aceh harus segera memungsikan secara maksimal dan
meningkatkan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Malahayati.
Pendapatan Minim
Selama ini, katanya, masyarakat yang bekerja sebagai buruh bongkar muat
mengeluh karena pendapatan sangat minim, menyusul sepinya aktivitas
kapal yang sandar di pelabuhan setempat.
"Sedikitnya 250 warga yang berkerja sebagai buruh bongkar muat dengan
upah rata-rata Rp15.000 per hari, jika mereka tak bisa beraktivitas
tentunya sangat berdampak pada perekonomian keluarga mereka," ungkap
Norman.
Untuk itu, Pemprov Aceh harus mengajak semua pihak terutama kalangan
pengusaha untuk memanfaatkan pelabuhan Malahayati sebagai sarana bongkar
muat. Di samping itu, pemerintah juga harus memberikan berbagai
kemudahan dan jaminan keamanan, sehingga akan banyak investor
berinvestasi di Aceh.
"Belum banyaknya kapal masuk ke Aceh salah satunya karena tidak adanya
barang yang akan dibawa kembali," ujar Norman yang juga Ketua Bidang
Buruh Petani dan Nelayan DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh ini.
Norman optimis dengan adanya kebijakan yang dilakukan oleh Pemprov Aceh
tehadap Pelabuhan Malahayati upaya mensejahterakan masyarakat di
Kecamatan Kreung Raya khususunya dan Aceh pada umumnya dapat segara
terwujud.
0 komentar:
Post a Comment