Delapan tahun sudah peristiwa tsunami di Aceh
berlalu. Tetapi, di tengah-tengah derasnya pembangunan, pascakerusakan,
sebanyak 12 kelapa keluarga, korban tsunami, teryata masih bertahan di
barak pengungsian di Desa Ule Lheu. Kondisi mereka buruk.
Para korban mengaku belum mendapatkan bantuan rumah yang dijanjikan pemerintah. Padahal, telah puluhan kali mereka didata oleh pemerintah maupun LSM asing, yang saat itu membantu proses rehabilitasi dan rekontruksi Aceh.
"Saya pernah dijanjikan akan menempati rumah bantuan. Namun, saat hendak menempati rumah bantuan itu, ternyata sudah ada orang lain yang menempati," kata Megawati, korban tsunami, yang sempat terbawa gelombang sejauh tiga kilometer itu, Rabu (26/12).
Megawati pun berharap agar pemerintah tidak melupakan dan meninggalkan sisa korban tsunami yang hingga kini masih 'terkatung-katung'. "Saya berharap pemerintah segera membangun rumah, agar kehidupan kami dapat kembali normal," kata wanita yang kehilangan dua anaknya dalam musiban tsunami itu.
Para korban mengaku belum mendapatkan bantuan rumah yang dijanjikan pemerintah. Padahal, telah puluhan kali mereka didata oleh pemerintah maupun LSM asing, yang saat itu membantu proses rehabilitasi dan rekontruksi Aceh.
"Saya pernah dijanjikan akan menempati rumah bantuan. Namun, saat hendak menempati rumah bantuan itu, ternyata sudah ada orang lain yang menempati," kata Megawati, korban tsunami, yang sempat terbawa gelombang sejauh tiga kilometer itu, Rabu (26/12).
Megawati pun berharap agar pemerintah tidak melupakan dan meninggalkan sisa korban tsunami yang hingga kini masih 'terkatung-katung'. "Saya berharap pemerintah segera membangun rumah, agar kehidupan kami dapat kembali normal," kata wanita yang kehilangan dua anaknya dalam musiban tsunami itu.
0 komentar:
Post a Comment