London : "Kiamat kecil" yang terjadi 26 Desember delapan tahun lalu tak akan pernah dilupakan Quique Alvarez dan keluarga. Kala itu ia, istrinya Maria Belon, dan tiga putra mereka sedang bersantai di sekitar kolam renang Orchid Resort Hotel, Thailand.
Bencana datang tanpa pengumuman. Gempa bumi berkekuatan dahsyat 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia, di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia.
Lindu memicu gelombang raksasa yang menyapu sejumlah pantai di Samudera Hindia hingga ketinggian 30 meter. Di Aceh, Thailand, pantai Barat Semenanjung Malaysia, Sri Lanka, India, hingga Pantai Timur Afrika. Termasuk ke lokasi keluarga Alvarez berada.
Dinding air raksasa tiba-tiba datang menyapu area hotel tempat mereka berada. Nyonya Belon masih ingat, saat itu, ia baru saja menyuruh putra sulungnya, Lucas untuk minum Coca-cola.
Mereka lalu mendengar suara gemuruh, seperti suara buldozer, mendekat.
Saat berteriak pada Lucas untuk masuk ke dalam kolam, tubuh Belon terlempar melalui jendela kaca hotel yang pecah, berakhir dengan hempasan keras di dinding di sebuah ruangan yang tenggelam oleh air laut. "Aku terdorong ke tembok. Aku bisa merasakan dinding itu bergetar dan pecah," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, Rabu (26/12/2014)
Belon tenggelam di kedalaman air yang berputar liar. "Aku melihat ada banyak terowongan bawah air, terowongan dengan cahaya di ujungnya. Sebuah visi yang kata orang, akan kau lihat saat ajal menjemput."
Yakin tak ada keluarganya yang bakal selamat dalam situasi luar biasa itu, Nyonya Belon mengakui, saat itu ia merasa menyerah.
Semangat hidupnya kembali saat berada di permukaan air, ia melihat putranya, Lucas selamat.
Lucas, kini berusia 18 tahun dan belajar kedokteran di University College London mengatakan, terjun ke kolam, seperti saran ibunya, mungkin telah menyelamatkan hidupnya.
"Aku tak pernah melihat sesuatu sedahsyat itu," kata Lucas pada Sunday Times. "Aku pikir saat itu kiamat."
Ibu dan anak itu lalu berpegangan saat itu, sembari berpegangan ke batang pohon, aliran air deras membawa mereka ke sebuah rawa.
Belon luka parah dan memerlukan operasi untuk mengatasi luka parah di bagian paha dan luka dalam di dadanya. Tapi yang penting, ia selamat, demikian juga dengan seluruh keluarganya.
Sementara, Alvarez, seorang pebisnis berdarah Spanyol kala itu mencoba meraih dua anaknya, Tomas (8) dan Simon (5). Namun tak berhasil, gelombang keburu menerjang.
Saat muncul di permukaan air, ia melihat Tomas sedang berpegangan di sebuah pohon. Sekitar 40 menit kemudian, ia mendengar suara Simon, yang baru belajar berenang, memanggil dari pohon yang lain.
Diangkat Jadi Film
Kisah keajaiban keluarga tersebut selama dari tsunami diangkat dalam sebuah film berjudul, "The Impossible", yang dibintangi Naomi Watts dan Ewan McGregor, yang memecahkan rekor box office di Spanyol, dan akan dirilis di Inggris 1 Januari 2013 mendatang.
Bencana datang tanpa pengumuman. Gempa bumi berkekuatan dahsyat 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia, di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia.
Lindu memicu gelombang raksasa yang menyapu sejumlah pantai di Samudera Hindia hingga ketinggian 30 meter. Di Aceh, Thailand, pantai Barat Semenanjung Malaysia, Sri Lanka, India, hingga Pantai Timur Afrika. Termasuk ke lokasi keluarga Alvarez berada.
Dinding air raksasa tiba-tiba datang menyapu area hotel tempat mereka berada. Nyonya Belon masih ingat, saat itu, ia baru saja menyuruh putra sulungnya, Lucas untuk minum Coca-cola.
Mereka lalu mendengar suara gemuruh, seperti suara buldozer, mendekat.
Saat berteriak pada Lucas untuk masuk ke dalam kolam, tubuh Belon terlempar melalui jendela kaca hotel yang pecah, berakhir dengan hempasan keras di dinding di sebuah ruangan yang tenggelam oleh air laut. "Aku terdorong ke tembok. Aku bisa merasakan dinding itu bergetar dan pecah," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, Rabu (26/12/2014)
Belon tenggelam di kedalaman air yang berputar liar. "Aku melihat ada banyak terowongan bawah air, terowongan dengan cahaya di ujungnya. Sebuah visi yang kata orang, akan kau lihat saat ajal menjemput."
Yakin tak ada keluarganya yang bakal selamat dalam situasi luar biasa itu, Nyonya Belon mengakui, saat itu ia merasa menyerah.
Semangat hidupnya kembali saat berada di permukaan air, ia melihat putranya, Lucas selamat.
Lucas, kini berusia 18 tahun dan belajar kedokteran di University College London mengatakan, terjun ke kolam, seperti saran ibunya, mungkin telah menyelamatkan hidupnya.
"Aku tak pernah melihat sesuatu sedahsyat itu," kata Lucas pada Sunday Times. "Aku pikir saat itu kiamat."
Ibu dan anak itu lalu berpegangan saat itu, sembari berpegangan ke batang pohon, aliran air deras membawa mereka ke sebuah rawa.
Belon luka parah dan memerlukan operasi untuk mengatasi luka parah di bagian paha dan luka dalam di dadanya. Tapi yang penting, ia selamat, demikian juga dengan seluruh keluarganya.
Sementara, Alvarez, seorang pebisnis berdarah Spanyol kala itu mencoba meraih dua anaknya, Tomas (8) dan Simon (5). Namun tak berhasil, gelombang keburu menerjang.
Saat muncul di permukaan air, ia melihat Tomas sedang berpegangan di sebuah pohon. Sekitar 40 menit kemudian, ia mendengar suara Simon, yang baru belajar berenang, memanggil dari pohon yang lain.
Diangkat Jadi Film
Kisah keajaiban keluarga tersebut selama dari tsunami diangkat dalam sebuah film berjudul, "The Impossible", yang dibintangi Naomi Watts dan Ewan McGregor, yang memecahkan rekor box office di Spanyol, dan akan dirilis di Inggris 1 Januari 2013 mendatang.
Keluarga Alvares amat beruntung. Tsunami 2004 merenggut lebih dari 230.000 orang di 14 negara. Aceh, Indonesia adalah yang terparah menanggung duka. Dengan jumlah korban meninggal mencapai lebih dari 100 ribu jiwa.(Ein/Liputan6)
0 komentar:
Post a Comment