Naina Hasamuddin wafat pada bulan
Syawal 823 H ( 1420 M ). Makam beliau terletak di Gampong Mns. Pie Kecamatan
Samudera kabupaten Aceh Utara , dalam komplek makam terdapat 12 batu pusara.
Situs makam ini berhiaskan ornamen dan kaligrafi ayat Kursi di atas batu
pualam, ditambah dengan sepotong sajak berbahasa Parsi berisikan petuah mati
bagi yang hidup, Sajak tersebut ditulis penyair Iran Syech Muslim Al-Din Sa’di
(1193-1292) yang diterjemahkan oleh sejarawan Ibrahim Alfian: Tiada terhitung
bilangan tahun melintasi bumi, Laksana mata air mengalir dan semilir angin
lalu, Bila kehidupan hanyalah separangkat kumpulan hari-hari manusia, Mengapa
penyinggah bumi ini menjadi angkuh? Oh, sahabat! Jika kau lewat makam seorang
musuh, Janganlah bersuka cita, sebab hal yang sama jua akan menimpamu, Wahai
yang bercelik mata dengan kesombongan, Debu-debu akan merasuki tulang belulang
Laksana pupur cetak memasuki kotak penyimpanannya. Barangsiapa menyombongkan
diri dengan hiasan bajunya, Esok hari jasadnya yang terkubur hanya tinggal
menguap.
Dunia sarat persaingan dan
sedikit kasih sayang, Ketika tersadar ia terkapar tanpa daya. Demikianlah
sesungguhnya jasad yang kau lihat terbujur berkalang tanah Barang siapa
memenuhi peristiwa penting ini dari kehidupannya nanti, Kemanakah ia harus
menghindar? Tak ada yang mampu memberi pertolongan, kecuali amal shaleh.
Saidi bernaung dibawah bayang
Allah yang maha pemurah Yaa Rabbi, janganlah siksa hambamu-Mu yang malang dan
tak berdaya ini Dosa senantiasa berasal dari kami, sedang engkau penuh limpahan
belas kasih. [Sumber]
0 komentar:
Post a Comment