Suasana kota tua layaknya di Italia (seperti yang saya tonton di film) terasa begitu terasa. Kota yang dulunya pernah dikuasai Belanda dan Jepang ini, menyimpan berjuta sejarah yang menarik. Tepat di pusat kota, jajaran bangunan tua buatan Belanda masih tegak berdiri dengan gagahnya. Berjalanlah di sepanjang Jalan Perdagangan dan Jalan Malahayati, dan putarlah waktu kamu mundur, ke jaman kejayaan kolonial di kota ini, di mana kota ini menjadi pelabuhan perdagangan utama yang pada waktu itu jauh lebih besar dari Temasek (Singapura). Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatscaappij.
Sabang Mascapiij
Sabang Mascapiij de Windows
Rumah Tua Gaya Belanda |
Rumah Tua Belanda |
Setelah perang Dunia II, Sabang dikuasai oleh Jepang pada 1942. Karena
Sabang waktu itu adalah portal perdagangan terbesar di Asia, maka
Jepangpun sampai-sampai membuat benteng pertahanan dan pengintaian di
sepanjang pantai terluar Sabang, salah satunya di Ujung Asam. Bayangkan
tentara-tentara Jepang dengan posisi ndelosor atau mengkurep diam-diam memandang jauh ke laut lepas untuk mengintai kapal musuh.
Benteng bekas peninggalan penjajahan Jepang ini terletak diatas bukit kota atas Sabang kini menjadi bukti sejarah. Dari atas benteng ini kita dapat menikmati keindahan panorama Sabang.
Benteng bekas peninggalan penjajahan Jepang ini terletak diatas bukit kota atas Sabang yang kini menjadi bukti sejarah. Dari atas benteng ini kita dapat menikmati keindahan panorama kota Sabang. Di masa lalu benteng ini dijadikan sebagai tempat berlindung bagi pasukan Jepang. Banyak benteng Jepang tersebar di seluruh pulau Weh ini dan menjadi alasan mengapa pulau ini dikenal sebagai "Kota Seribu Benteng". Benteng-benteng itu semuanya dibangun antara tahun 1942 dan 1945 yang dulunya saling terhubung melalui terowongan-terowongan yang sekarang ditutup karena alasan keamanan. Meski demikian, di Anoi Itam salah satu pantai yang ada di Sabang masih banyak benteng perlindungan dalam kondisi cukup baik. Selain itu ada juga tempat benteng besar dengan banyak pintu masuk ke terowongan di Gunung Batu. Bungalow Flamboyan di Lhong Angen dibangun di bekas lokasi kamp Jepang dan masih banyak peninggalan yang dapat ditemui. Konon, benteng ini juga disebut sebagai tempat yang sering dikunjungi oleh hantu-hantu Jepang. Benteng ini sempat menjadi tempat penyimpanan amunisi bagi armada Jepang.
Cara menuju ke lokasi : Bisa menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, ataupun transportasi umum seperti taxi.
Info : Kawasan Wisata
ini terletak diatas bukit, dan melalui jalan setapak yang sudah
diperbaharui, dari atas bukit ini pemandangan yang bisa dilihat sungguh
indah dan mempesona.
0 komentar:
Post a Comment