Wikimapia-Henry IV | Editor |
Tim peneliti multidisipliner memastikan kepala yang mereka selidiki adalah milik Raja Perancis Henry IV yang berkuasa pada 2 Agustus 1589 hingga 14 Mei 1610. Henry IV adalah penguasa yang memulai penjelajahan dan perdagangan Prancis ke Asia, termasuk Aceh dan Maluku.
Dalam laporan yang diterbitkan British Medical Journal tanggal 14 Desember 2010, tim peneliti itu melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan kepala yang dimumi ini adalah milik Henry IV. Tim ini melakukan rekonstruksi digital untuk membandingkan kepala ini dengan foto dan patung Henry IV. Raja ini adalah salah satu penguasa Prancis yang populer, sehingga banyak foto dan patungnya pernah dibuat.
Penelitian menunjukkan pemilik kepala ini memiliki gigi yang rusak dan katarak di mata kanannya. Selain itu, ada tahi lalat di hidung kanan dan lubang anting di telinga kanan. Tanda-tanda ini sesuai dengan foto dan patung Henry IV. Bekas luka di wajah juga cocok dengan catatan percobaan pembunuhan atas raja ini.
Tim peneliti juga melakukan pengujian radiokarbon. Hasil menunjukkan angka tahun 1450 hingga 1650. rentang waktu ini sesuai dengan kematian Henry IV pada 1610. Sayangnya, tim tidak dapat melakukan tes DNA karena tidak dapat memastikan bisa mendapat sampel yang tidak tercemar untuk dicocokkan dengan keturunan Henry IV.
Dengan kepastian ini, rencananya, kepala Henry akan dimakamkan di Basilica of Saint Denis pada tahun depan. Henry meninggal karena dibunuh fundamentalis katolik pada 1610. Tubuh lengkap Henry IV dimakamkan di Basilika di bagian utara Paris ini. Namun, ketenangan Henry IV hanya bertahan hingga 1793. Saat itu kaum revolusioner Perancis mengeksekusi Raja Louis XVI dan memburu anggota kerajaan sebelumnya. Mereka membongkar makam, memutilasi mayat-mayat bangsawan ini, dan mengubur kembali dalam kuburan massal di dekat basilika itu. Saat itulah Henry IV kehilangan kepalanya.
Sejarawan pun kehilangan jejak raja yang disebut Henri le Grand ini. Titik cerah datang pada 1919, saat seorang pengoleksi barang antik Joseph-Emile Bourdais membeli kepala ini dari sebuah rumah lelang Drouot dengan harga tiga franc. Bourdais yang juga fotografer yakin ini adalah Henry IV. Dia pun menyimpan kepala ini dalam peti kaca di galerinya di Montmartre.
Sepeninggal Bourdais, kepala ini hendak diberikan kepada Museum Louvre. Tapi museum ini menolak dan kepala itu pun dijual kepada kolektor pribadi hingga penelitian ini dilakukan. Kolektor tersebut meminta namanya dirahasiakan.
Selama kepemimpinan Henry IV, sejumlah perusahaan didirikan untuk mengembangkan perdagangan Perancis dengan negeri-negeri jauh. Pada Desember 1600, sebuah perusahaan dibentuk untuk berdagang dengan Jepang dan Maluku. Dua kapal Perancis berlayar pada 1601. Salah satu kapal karam di Maladewa. Kapal kedua sukses mencapai Sri Lanka dan berhasil melakukan perdagangan dengan Aceh. [Live Science]
Dalam laporan yang diterbitkan British Medical Journal tanggal 14 Desember 2010, tim peneliti itu melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan kepala yang dimumi ini adalah milik Henry IV. Tim ini melakukan rekonstruksi digital untuk membandingkan kepala ini dengan foto dan patung Henry IV. Raja ini adalah salah satu penguasa Prancis yang populer, sehingga banyak foto dan patungnya pernah dibuat.
Penelitian menunjukkan pemilik kepala ini memiliki gigi yang rusak dan katarak di mata kanannya. Selain itu, ada tahi lalat di hidung kanan dan lubang anting di telinga kanan. Tanda-tanda ini sesuai dengan foto dan patung Henry IV. Bekas luka di wajah juga cocok dengan catatan percobaan pembunuhan atas raja ini.
Tim peneliti juga melakukan pengujian radiokarbon. Hasil menunjukkan angka tahun 1450 hingga 1650. rentang waktu ini sesuai dengan kematian Henry IV pada 1610. Sayangnya, tim tidak dapat melakukan tes DNA karena tidak dapat memastikan bisa mendapat sampel yang tidak tercemar untuk dicocokkan dengan keturunan Henry IV.
Dengan kepastian ini, rencananya, kepala Henry akan dimakamkan di Basilica of Saint Denis pada tahun depan. Henry meninggal karena dibunuh fundamentalis katolik pada 1610. Tubuh lengkap Henry IV dimakamkan di Basilika di bagian utara Paris ini. Namun, ketenangan Henry IV hanya bertahan hingga 1793. Saat itu kaum revolusioner Perancis mengeksekusi Raja Louis XVI dan memburu anggota kerajaan sebelumnya. Mereka membongkar makam, memutilasi mayat-mayat bangsawan ini, dan mengubur kembali dalam kuburan massal di dekat basilika itu. Saat itulah Henry IV kehilangan kepalanya.
Sejarawan pun kehilangan jejak raja yang disebut Henri le Grand ini. Titik cerah datang pada 1919, saat seorang pengoleksi barang antik Joseph-Emile Bourdais membeli kepala ini dari sebuah rumah lelang Drouot dengan harga tiga franc. Bourdais yang juga fotografer yakin ini adalah Henry IV. Dia pun menyimpan kepala ini dalam peti kaca di galerinya di Montmartre.
Sepeninggal Bourdais, kepala ini hendak diberikan kepada Museum Louvre. Tapi museum ini menolak dan kepala itu pun dijual kepada kolektor pribadi hingga penelitian ini dilakukan. Kolektor tersebut meminta namanya dirahasiakan.
Selama kepemimpinan Henry IV, sejumlah perusahaan didirikan untuk mengembangkan perdagangan Perancis dengan negeri-negeri jauh. Pada Desember 1600, sebuah perusahaan dibentuk untuk berdagang dengan Jepang dan Maluku. Dua kapal Perancis berlayar pada 1601. Salah satu kapal karam di Maladewa. Kapal kedua sukses mencapai Sri Lanka dan berhasil melakukan perdagangan dengan Aceh. [Live Science]
0 komentar:
Post a Comment