Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe didirikan pada tanggal 12 Juni 1969. Saat itu bernama Akademi Ilmu Agama (AIA) yang diprakasai oleh Drs. Tgk. H. A. Wahab Dahlawy yang juga menjabat sebagai Bupati Aceh Utara bersama beberapa tokoh masyarakat antara lain Drs. H.A.Gani El Ahmady, dan lain-lain. Mereka berhasil membentuk lahirnya sebuah Yayasan Perguruan Tinggi sekaligus mengadakan Rapat Perdana.
Berdasarkan hasil keputusan rapat Yayasan Perguruan Tinggi tanggal 24 Mei 1972, AIA berubah namanya menjadi Perguruan Tinggi Islam Malikussaleh (PERTIM). Dalam perjalanannya, PERTIM terus mengalami perkembangan dan mendapat sambutan positif dari masyarakat luas. Pada tahun 1975 PERTIM berubah menjadi Fakultas Syariah PERTIM yang merupakan final dari Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh sejak tahun 197. Dari Drs. Tgk. H. A. Wahab Dahlawy kemudian sejak tahun 1975 tampuk kepemimpinan diteruskan oleh Drs. Tgk. H.A.Gani El Ahmady. Pada tanggal 15 Mei 1980 dalam suatu rapat pengurus yayasan diputuskan antara lain ; membentuk pengurus yayasan baru dan mengubah namanya menjadi Yayasan Pendidikan Malikussaleh.
Periode 1980-1987 tongkat kepemimpinan beralih kepada Drs. H. Ghazali Muhammad Syam (dua periode), dan pada tahun 1988-1989 dijabat oleh Drs. Mahyudin Ali. Lalu pada tahun 1990 dilanjutkan oleh Drs. Tgk.H. Idris Mahmudy hingga tahun 2004. pada era kepemimpinannya kembali terjadi perubahan status terdaftar. Pada akhir era kepemimpinannya wisuda perdana diadakan dengan jumlah wisudawan 64 orang.
Selanjutnya, mulai tahun1996-2001 estafet kepemimpinan diteruskan oleh Drs. H. A.Muthallib Hasan. Dibawah kepemimpinannya STIS Malikussaleh mendapat penghargaan dari Departemen Agama RI dengan pemberian dan Peningkatan Status menjadi diakui dan penambahan 1 (satu) Jurusan yaitu Jurusan Tarbiyah dengan status terdaftar berdasarkan SK Menteri Agama RI. No. 181 tahun 1996. Pada tahun ini juga, nama Sekolah Tinggi Ilmu Syariah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Malikussaleh (STAIM) dengan 2 (dua) Jurusan yaitu Jurusan Syariah dan Jurusan Tarbiyah. Setelah periode kepemimpinan Drs. H. A. MUthallib Hasan berakhir pada bulan Juni 2001, Drs. Hafifuddin melanjutkan kemudi kepemimpinan untuk periode 2001-2004. berdasarkan Keputusan hasil rapat senat STAIM Lhokseumawe pada bulan Juli 2001. pada masa kepemimpinan Drs. Hafifuddin STAIN Malikussaleh mulai melakukan berbagai persiapan untuk penegrian. Berbagai persiapan yang tidak dikenal lelah itu pada 5 Januari 2004 membuahkan hasil dengan ditanda tangani Keputusan Presiden RI Megawati Soekarnoputri NO. 2 tentang Penegrian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe. Periode 2004-2008 Drs. H. Hafifuddin, M.Ag kembali melanjutkan estafet kepemimpinannya.
Menyusul perubahan status dari swasta menjadi penegrian, maka STAIN Malikssaleh yang menyandang status baru itu sekaligus dihadapkan pada aneka tantangan dan hambatan. Sebagai lembaga perguruan tinggi islam, kini ia dituntut bukan hanya sekedar harus mampu menjawab problematika umat masa depan tetapi berkembang untuk memajukan pendidikan sekaligus pada saat yang sama dituntut untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat sebagai ibu kandung yang melahirkannya.
Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diperlukan sikap professional dan pemberdayaan insane kampus yang memeliki tidak hanya wawasan keislaman, keilmuan, kebangsaan. Namun juga kemandirian disamping keuletan, kesabaran, dan kecermatan. Dengan demikian, STAIN Malikussaleh akan menjadi poros utama dalam mempersiapkan dan mengembangkan SDM dalam berbagai disiplin ilmu. Sehingga akan melahirkan lulusan yang kreatif, inovatif, responsive, serta berakhlakul karimah. Tidak hanya itu. STAIN Malikussaleh juga diharapkan menjadi sebuah lembaga otonom dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran ilmiah dan Imu amaliah. [Sumber]
Berdasarkan hasil keputusan rapat Yayasan Perguruan Tinggi tanggal 24 Mei 1972, AIA berubah namanya menjadi Perguruan Tinggi Islam Malikussaleh (PERTIM). Dalam perjalanannya, PERTIM terus mengalami perkembangan dan mendapat sambutan positif dari masyarakat luas. Pada tahun 1975 PERTIM berubah menjadi Fakultas Syariah PERTIM yang merupakan final dari Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh sejak tahun 197. Dari Drs. Tgk. H. A. Wahab Dahlawy kemudian sejak tahun 1975 tampuk kepemimpinan diteruskan oleh Drs. Tgk. H.A.Gani El Ahmady. Pada tanggal 15 Mei 1980 dalam suatu rapat pengurus yayasan diputuskan antara lain ; membentuk pengurus yayasan baru dan mengubah namanya menjadi Yayasan Pendidikan Malikussaleh.
Periode 1980-1987 tongkat kepemimpinan beralih kepada Drs. H. Ghazali Muhammad Syam (dua periode), dan pada tahun 1988-1989 dijabat oleh Drs. Mahyudin Ali. Lalu pada tahun 1990 dilanjutkan oleh Drs. Tgk.H. Idris Mahmudy hingga tahun 2004. pada era kepemimpinannya kembali terjadi perubahan status terdaftar. Pada akhir era kepemimpinannya wisuda perdana diadakan dengan jumlah wisudawan 64 orang.
Selanjutnya, mulai tahun1996-2001 estafet kepemimpinan diteruskan oleh Drs. H. A.Muthallib Hasan. Dibawah kepemimpinannya STIS Malikussaleh mendapat penghargaan dari Departemen Agama RI dengan pemberian dan Peningkatan Status menjadi diakui dan penambahan 1 (satu) Jurusan yaitu Jurusan Tarbiyah dengan status terdaftar berdasarkan SK Menteri Agama RI. No. 181 tahun 1996. Pada tahun ini juga, nama Sekolah Tinggi Ilmu Syariah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Malikussaleh (STAIM) dengan 2 (dua) Jurusan yaitu Jurusan Syariah dan Jurusan Tarbiyah. Setelah periode kepemimpinan Drs. H. A. MUthallib Hasan berakhir pada bulan Juni 2001, Drs. Hafifuddin melanjutkan kemudi kepemimpinan untuk periode 2001-2004. berdasarkan Keputusan hasil rapat senat STAIM Lhokseumawe pada bulan Juli 2001. pada masa kepemimpinan Drs. Hafifuddin STAIN Malikussaleh mulai melakukan berbagai persiapan untuk penegrian. Berbagai persiapan yang tidak dikenal lelah itu pada 5 Januari 2004 membuahkan hasil dengan ditanda tangani Keputusan Presiden RI Megawati Soekarnoputri NO. 2 tentang Penegrian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe. Periode 2004-2008 Drs. H. Hafifuddin, M.Ag kembali melanjutkan estafet kepemimpinannya.
Menyusul perubahan status dari swasta menjadi penegrian, maka STAIN Malikssaleh yang menyandang status baru itu sekaligus dihadapkan pada aneka tantangan dan hambatan. Sebagai lembaga perguruan tinggi islam, kini ia dituntut bukan hanya sekedar harus mampu menjawab problematika umat masa depan tetapi berkembang untuk memajukan pendidikan sekaligus pada saat yang sama dituntut untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat sebagai ibu kandung yang melahirkannya.
Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diperlukan sikap professional dan pemberdayaan insane kampus yang memeliki tidak hanya wawasan keislaman, keilmuan, kebangsaan. Namun juga kemandirian disamping keuletan, kesabaran, dan kecermatan. Dengan demikian, STAIN Malikussaleh akan menjadi poros utama dalam mempersiapkan dan mengembangkan SDM dalam berbagai disiplin ilmu. Sehingga akan melahirkan lulusan yang kreatif, inovatif, responsive, serta berakhlakul karimah. Tidak hanya itu. STAIN Malikussaleh juga diharapkan menjadi sebuah lembaga otonom dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran ilmiah dan Imu amaliah. [Sumber]
0 komentar:
Post a Comment