Headlines News :
Home » , , » Memanjakan Lidah di Aceh Bu Guri yang Kaya Rempah

Memanjakan Lidah di Aceh Bu Guri yang Kaya Rempah

Written By Unknown on Tuesday, November 20, 2012 | 7:34:00 PM

  




Mencicipi masakan khas Aceh membuat kita bersyukur betapa kaya negeri kita akan rempah-rempah.






Jika Betawi terkenal dengan nasi uduknya, Malasyia punya nasi lemak maka tanah Gayo boleh bangga dengan Nasi Guri nya. Ya, nasi Guri atau disebut juga Bu Guri adalah nasi yang diolah dengan santan dan beragam empon-empon dapur kelas berat. Rasanya pun lebih gurih ketimbang nasi uduk sekelas Kebon Sirih. Baunya wangi lembut, tidak mirip jamu sama sekali. Kombinasi kapulaga putih, bunga lawang, cengkeh, kayu manis dan daun pandan yang berpadu dengan bau khas beras membuat aroma yang sangat unik. Terlebih saat nasi masih kemepul asap ketika dihidangkan.

Nasi Guri dihadirkan dengan pelengkap dasar kentang goreng yang dirajang tipis dan digoreng kering - tawar, sayur pelengkap (dimasak tumis dan ragamnya bergantung pada sayuran yang musim saat itu), kerupuk, sambal merah, pacri  dan yang tak boleh terlupakan adalah bawang merah goreng yang akan melengkapi cita rasa aroma Nasi Guri. Soal lauk seperti mahfumnya nasi berbumbu lainnya. Anda tinggal pilih.

Hari itu kami benar-benar beruntung ada dua menu lauk langka yang kami jumpai. Pertama Gulai Korma khas Gayo dan Burung Prien Goreng (Sejenis burung puyuh khas dataran tinggi Gayo). Sebagai penyantun lidah yang baik, kami tak lewatkan kesempatan untuk menjajal kedua menu unik.

Target pertama adalah Gulai Korma. Gulai  berbahan dasar daging itik ini memang unik. Berbeda dengan gulai di tanah minang maupun Aceh yang umumnya menggunakan bumbu dasar oranye. Gulai kurma warnanya justru putih keruh mirip opor ayam, bumbu yang digunakan memang bumbu dasar putih khas tanah Gayo. Racikan kemiri, jahe, ketumbar, jintan, adas putih, kayu manis, merica dan bunga lawang semuanya di ramu jadi satu. Penambahan daun kari dan dan daun salam jadi pelengkap sempurna yang mempercantik aroma kulinari Gayo ini.

Konon ine-ine Gayo (ibu-ibu asli tanah Gayo) jika memasak gulai kurma butuh waktu cukup lama dan rumit. Bebek sebelum di potong diajak berpuasa dulu selama tujuh hari. Tak boleh makan hanya minum saja.  Tujuannya membersihkan sisa kotoran di saluran pencernaan dan menyisakan lemak padat atau urat  di tubuh bebek. Walhasil nantinya bebekbakal tersaji seksi nan padat.

Proses memasaknya pun tak kalah ribet. Bebek akan direbus di kuali tanah selama 3 hari 3 malam dengan santan dan bumbu dasar putih Gayo. Perebusan dilakukan dengan api kecil sampai minyak santan dan kaldu bercampur jadi satu. Selama perebusan, tidak boleh ditambahkan air, hanya santan kental. Proses memasak yang lama ini akan membuat bumbu menjadi mlekoh (menggumpal red.) menyerupai areh di gudeg Jogja.

Proses memasak yang begitu ribet dan lama membuat daging bebek menjadi sangat lunak namun tak hancur. Bebek tetap tersajikan utuh per bagian. Sungguh tehnik memasak yang cantik. Soal rasa, jangan ditanya. Saat suwiran daging bebek tergigit rasanya benar-benar gurih. Kulitnya terasa begitu gempi (kenyal namun mudah terpotong-red). Memisahkan daging dan tulang bebek bukan lagi pekerjaan rumit. Semuanya dapat dilakukan tanpa perlawanan sedikitpun dari sang almarhum bebek.

Tak ada lagi bau amis di daging bebek karena memang nyaris tak ada lagi yang tersisa dari gulai dahsyat ini. Jika Anda penasaran membayangkan rasanya seperti apa. Bayangkan rasa kari ayam dipadu dengan gulai kambing bumbu kuning. Rasanya benar-benar eksotik sekaligus unik. Anda bakal tak rela melihat bumbu tersisa.Di setiap tetesan bumbu terdapat janji kedahsyatan yang luar biasa pada lidah.

Kini tiba giliran burung Prien goreng.  Unggas mungil ini di bumbu lengkuas model gorengan unggas khas Sumatera. Rasanya gurih dengan remah-remah rempah laos yang siap-siap membuat lidah menari-nari. Ukurannya yang mungil membuat bumbu begitu meresap hingga ke tulang saat penggorengan. Jika tak malu dengan kucing yang menatap iba, bisa jadi Prien ini bakal ludes tandas tanpa sisa tulang.

Anda dapat menjumpai Bu Guri ini di seluruh penjuru Aceh. Hanya lauk dan karakteristik bumbu yang ditawarkan bakal berbeda  antara satu daerah dengan lainnya. Namun ciri khasnya tetap satu yakni kaya rempah yang eksotik.  (Taufiq- Wahid/Detik)

Harga bu Guri standar tanpa lauk Rp. 5.000
Gulai kurma per potong Rp. 5.000
Prien goreng per ekor Rp. 5.000
Share this article :

0 komentar:

 
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Visit Aceh - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Fuad Heriansyah
Copyright ©