Sejarah
telah mencatat bahwa di Aceh Utara pernah berdiri kerajaan Islam Pasai.
Hingga sekarang, di sana banyak terdapat makam (grave) para pembesar,
baik muslim maupun nonmuslim sebagai bukti di Pasai sebagai kerajaan
agung pada masa itu. Makam-makam tersebut kini perlu pemugaran sebagai
situs sejarah. Berikut tuhoe mencatat sejumlah makam yang memiliki
pertalian darah (hubungan) dengan Kerajaan Pasai. Jika punya waktu,
melayatlah walau sekedar mengingat bahwa sebesar apa pun kemegahan masa
hidup, ke alam kubur jua kembali kita.
Grave Sultan Malikul Dhahir
Sultan Malikul Dhahir adalah anak pertama dari Sultan Malikussaleh yang
mengambil alih pimpinan Kerajaan Samudera Pasai dari tahun 1297-1326 M.
Makamnya terletak di Gampông Beuringen, Kecamatan Samudera ± 17 km dari
Kota Lhokseumawe. Posisi makam ini bersebelahan dengan makam
Malikussaleh. Batu nisannya terbuat dari granit, terpahat surat
At-Taubah ayat 21-22 serta teks yang diterjemahan, “Kubur ini kepunyaan
tuan yang mulia, yang syahid bernama Sultan Malik Adh-Dhahir, cahaya
dunia dan sinar agama. Muhammad bin Malik Al-Saleh, wafat malam Ahad 12
Zulhijjah 726 H (19 Nopember 1326 M).
Makam Nahrisyah
Nahrisyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai yang memegang
pucuk pimpinan tahun 1416-1428 M. Ratu Nahrisyah dikenal arif dan
bijak. Ia bertahta dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Harkat
dan martabat perempuan begitu mulia pada masanya sehingga banyak yang
menjadi penyiar agama pada masa tersebut. Makamnya terletak di Gampông
Kuta Krueng, Kecamatan Samudera ± 18 km sebelah timur Kota Lhokseumawe,
tidak jauh dari Makam Malikussaleh . Surat Yasin dengan kaligrafi yang
indah terpahat dengan lengkap pada nisannya. Tercantum pula ayat Qursi,
Surat Ali Imran ayat 18 19, Surat Al-Baqarah ayat 285 286, dan sebuah
penjelasan dalam aksara Arab yang artinya, “Inilah makam yang suci, Ratu
yang mulia almarhumah Nahrisyah yang digelar dari bangsa chadiu bin
Sultan Haidar Ibnu Said Ibnu Zainal Ibnu Sultan Ahmad Ibnu Sultan
Muhammad Ibnu Sultan Malikussaleh, mangkat pada Senin 17 Zulhijjah 831
H” (1428 M).
Grave of Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Teungku Sidi Abdullah Tajul Milah berasal dari Dinasti Abbasiyah dan
merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir yang meninggalkan negerinya (
Irak ) karena diserang oleh tentara Mongolia. Beliau berangkat dari
Delhi menuju Samudera Pasai dan mangkat di Pasai tahun 1407 M. Ia adalah
pemangku jabatan Menteri Keuangan. Makamnya terletak di sebelah timur
Kota Lhokseumawe. Batu nisannya terbuat dari marmer berhiaskan ukiran
kaligrafi, ayat Qursi yang ditulis melingkar pada pinggiran nisan.
Sedangkan di bagian atasnya tertera kalimat Bismillah serta surat
At-Taubah ayat 21-22.
Makam Perdana Menteri
Situs ini disebut juga Makam Teungku Yacob. Beliau adalah seorang
Perdana Menteri pada zaman Kerajaan Samudera Pasai sehingga makamnya
digelar Makam Perdana Menteri. Beliau mangkat pada bulan Muharram 630 H
(Augustus 1252 M). Di lokasi ini terdapat 8 buah batu pusara dengan luas
pertapakan 8 x 15 m. Nisannya bertuliskan kaligrafi indah surat
Al-Ma’aarij ayat 18-23 dan surat Yasin ayat 78-81.
Makam Teungku 44
Makam ini berjuluk Makam Teungku 44 (Peuet Ploh Peuet) karena di sini
dikuburkan 44 orang ulama dari Kerajaan Samudera Pasai yang dibunuh
karena menentang dan mengharamkan perkawinan raja dengan putri
kandungnya. Makam ini dapat ditemui di Gampông Beuringen, Kecamatan
Samudera ± 17 km sebelah timur Kota Lhokseumawe. Pada nisan tersebut
bertuliskan kaligrafi yang indah surat Ali Imran ayat 18.
Grave of Teungku Di Iboih
Makam Teungku Di Iboih adalah milik Maulana Abdurrahman Al-Fasi.
Sebagian arkeolog berpendapat bahwa makam ini lebih tua daripada makam
Malikussaleh. Makam ini terletak di Gampông Mancang, Kecamatan Samudera ±
16 km sebelah Timur Kota Lhokseumawe. Batu nisannya dihiasi dengan
kaligrafi yang indah terdiri dari ayat Qursi, surat Ali Imran ayat 18,
dan surat At-Taubah ayat 21-22.
Makam Batee Balee
Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai.
Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan
Perbu yang mangkat tahun 1444 M. Lokasinya di Gampông Meucat, Kecamatan
Samudera, sebelah Timur Kota Lhokseumawe. Di antara nisan-nisan tersebut
ada yang bertuliskan kaligrafi dari surat Yasin, Surat Ali Imran, Surat
Al’Araaf, Surat Al-Jaatsiyah, Surat Al-Hasyr.
Makam Ratu Al-Aqla
Ratu Al-Aqla adalah putri Sultan Muhammad (Malikul Dhahir ), yang
mangkat pada tahun 1380 M. Makam ini berlokasi di Gampông Meunje Tujoh,
Kecamatan. Matangkuli ± 30 km sebelah timur Kota Lhokseumawe. Batu
nisannya dihiasi dengan kaligrafi indah berbahasa Kawi dan bahasa Arab.
0 komentar:
Post a Comment