Jakarta - Sepiring ikan bakar berbalut bumbu kuning tebal menebarkan
aroma gurih. Tampilannya sedikit berbeda dengan ikan bakar umumnya.
Bumbu komplet khas Aceh membuat ikan bakar ini gurih sedap rasanya.
Apalagi diiringi es timun yang segar legit. Ah, sedapnya!
Dok : resepmasakanhalal.blogspot.com |
Seafood merupakan makanan yang tak pernah membosankan. Kelezatannya
tak hanya tergantung dari kualitas dan kesegaran seafoodnya, melainkan
juga cara mengolahnya dan perpaduan bumbu-bumbu yang digunakan. Seperti
yang ditawarkan Bintang Aceh di kawasan barat Jakarta.
Restoran ini cukup luas dengan meja bundar dan persegi panjang dengan tatanan resto keluarga. Di sisi luar restoran, terdapat jejeran akuarium dan cool box berisi seafood segar maupun hidup. Semuanya diberi label harga, termasuk sayur mayur.
Pengunjung bebas memilih seafood sesuai selera sekaligus cara memasaknya. Harga yang harus dibayar tergantung dari harga jenis ikan dan beratnya. Bisa per ekor atau per 100 gram. Kalau tak mau repot, bisa juga tinggal duduk manis dan memilih menu yang tersedia.
Di restoran Bintang Aceh, terdapat sembilan jenis ikan laut dan air tawar seperti ikan kerapu dan gurami. Udang pancet, tiger, putih, dan galah tersedia di sini. Ada pula kerang kampak, batik, salju, kepa, kerang dara, cumi-cumi, dan kepiting.
Untuk cara memasaknya bisa memilih dibakar, digoreng, dikukus, digulai, hingga aneka saus. Ada saus tauco, tausi, mangga, Padang, X.O, Singapura, lada hitam, tiram, mayones, atau asam. Bisa juga disesuaikan dengan selera dan jenis seafood yang dipilih.
Selain seafood, ada pula macam-macam tumis sayuran, sup, serta ayam, tahu/tempe, atau nasi goreng. Untuk membilas dahaga, tak hanya ada teh dan soft drink, melainkan juga aneka jus, bir, dan es kelapa.
Berhubung nama restorannya Bintang Aceh, tak afdol rasanya jika tak memesan menu berbau Serambi Mekah. Jadilah kami memesan ikan kerapu bintang bakar Aceh (fresh: 10.800/100 gram) dan es timun serut (Rp 15.000). Menu lainnya yang kami pesan adalah kerang salju steam Hong Kong (Rp 8.800/100 gram), pucuk labu bawang putih (Rp 15.000), serta tahu dan tempe goreng (Rp 8.000/porsi).
Biaya masak di sini dihitung per kg makanan, yakni Rp 10.000.
Sepiring kerang salju yang berbentuk seperti belalai dibelah dua. Di atasnya terdapat taburan daun bawang dan cabai merah yang diiris memanjang, plus sepucuk daun ketumbar. Daging kerang yang kenyal gurih berpadu dengan manis asin dari kuahnya yang encer dan berwarna cokelat. Rasanya gurih sedikit pedas. Sedap!
Tentu makan seafood tak lengkap tanpa nasi. Di sini nasi dibedakan menjadi nasi paket plus lalapan (Rp 7.000) dan nasi ceplok (Rp 5.000). Lalapannya cukup lengkap, terdiri dari selada, potongan labu siam, wortel, mentimun, kol, dan kemangi.
Ikan bakar yang kami tunggu-tunggu akhirnya disajikan si atas piring oval. Ikan kerapu ini dibelah membujur menjadi dua. Dilumuri bumbu kuning yang pekat dan tebal. Sekilas mirip seperti pepes. Seiris jeruk nipis menemani hidangan ini. Wah, aroma gurih wangi rempahnya langsung tercium.
Sekali colek, langsung terlacak rasa asam yang kuat. Bisa jadi bumbunya menggunakan asam sunti khas Aceh selain santan dan kunyit yang membuat hidangan ini cukup gurih. Tanpa dikucuri air jeruk lagi, rasanya gurih asam dan enak. Apalagi bumbunya seakan meresap ke daging hingga tulang ikan. Diiringi dengan nasi putih, tumis pucuk labu dan tahu tempe goreng, komplet sedapnya.
Dimakan begitu saja ikan bakar sudah cukup enak. Jika mau yang lebih segar dan pedas, tambahkan sambal dabu-dabu lilang dan sambal terasi yang tersedia di meja. Wow, sambal terasinya pedas menggigit! Buat yang doyan pedas, kedua sambal ini bisa jadi pelengkap yang dahsyat!
Restoran ini cukup luas dengan meja bundar dan persegi panjang dengan tatanan resto keluarga. Di sisi luar restoran, terdapat jejeran akuarium dan cool box berisi seafood segar maupun hidup. Semuanya diberi label harga, termasuk sayur mayur.
Pengunjung bebas memilih seafood sesuai selera sekaligus cara memasaknya. Harga yang harus dibayar tergantung dari harga jenis ikan dan beratnya. Bisa per ekor atau per 100 gram. Kalau tak mau repot, bisa juga tinggal duduk manis dan memilih menu yang tersedia.
Di restoran Bintang Aceh, terdapat sembilan jenis ikan laut dan air tawar seperti ikan kerapu dan gurami. Udang pancet, tiger, putih, dan galah tersedia di sini. Ada pula kerang kampak, batik, salju, kepa, kerang dara, cumi-cumi, dan kepiting.
Untuk cara memasaknya bisa memilih dibakar, digoreng, dikukus, digulai, hingga aneka saus. Ada saus tauco, tausi, mangga, Padang, X.O, Singapura, lada hitam, tiram, mayones, atau asam. Bisa juga disesuaikan dengan selera dan jenis seafood yang dipilih.
Selain seafood, ada pula macam-macam tumis sayuran, sup, serta ayam, tahu/tempe, atau nasi goreng. Untuk membilas dahaga, tak hanya ada teh dan soft drink, melainkan juga aneka jus, bir, dan es kelapa.
Berhubung nama restorannya Bintang Aceh, tak afdol rasanya jika tak memesan menu berbau Serambi Mekah. Jadilah kami memesan ikan kerapu bintang bakar Aceh (fresh: 10.800/100 gram) dan es timun serut (Rp 15.000). Menu lainnya yang kami pesan adalah kerang salju steam Hong Kong (Rp 8.800/100 gram), pucuk labu bawang putih (Rp 15.000), serta tahu dan tempe goreng (Rp 8.000/porsi).
Biaya masak di sini dihitung per kg makanan, yakni Rp 10.000.
Sepiring kerang salju yang berbentuk seperti belalai dibelah dua. Di atasnya terdapat taburan daun bawang dan cabai merah yang diiris memanjang, plus sepucuk daun ketumbar. Daging kerang yang kenyal gurih berpadu dengan manis asin dari kuahnya yang encer dan berwarna cokelat. Rasanya gurih sedikit pedas. Sedap!
Tentu makan seafood tak lengkap tanpa nasi. Di sini nasi dibedakan menjadi nasi paket plus lalapan (Rp 7.000) dan nasi ceplok (Rp 5.000). Lalapannya cukup lengkap, terdiri dari selada, potongan labu siam, wortel, mentimun, kol, dan kemangi.
Ikan bakar yang kami tunggu-tunggu akhirnya disajikan si atas piring oval. Ikan kerapu ini dibelah membujur menjadi dua. Dilumuri bumbu kuning yang pekat dan tebal. Sekilas mirip seperti pepes. Seiris jeruk nipis menemani hidangan ini. Wah, aroma gurih wangi rempahnya langsung tercium.
Sekali colek, langsung terlacak rasa asam yang kuat. Bisa jadi bumbunya menggunakan asam sunti khas Aceh selain santan dan kunyit yang membuat hidangan ini cukup gurih. Tanpa dikucuri air jeruk lagi, rasanya gurih asam dan enak. Apalagi bumbunya seakan meresap ke daging hingga tulang ikan. Diiringi dengan nasi putih, tumis pucuk labu dan tahu tempe goreng, komplet sedapnya.
Dimakan begitu saja ikan bakar sudah cukup enak. Jika mau yang lebih segar dan pedas, tambahkan sambal dabu-dabu lilang dan sambal terasi yang tersedia di meja. Wow, sambal terasinya pedas menggigit! Buat yang doyan pedas, kedua sambal ini bisa jadi pelengkap yang dahsyat!
0 komentar:
Post a Comment