Guha Tujoh dikunjungi masyarakat lokal maupun dari luar kawasan, dengan tujuan masing-masing. Masyarakat lokal pergi ke Guha Tujoh umumnya untuk memanen sarang burung walet. Masyarakat dari luar wilayah Kecamatan Muara Tiga berkunjung ke sana untuk tujuan tamasya dan bertapa. Banyak ceritera yang berkembang di kalangan masyarakat setempat tentang pengalaman spiritual di Guha Tujoh. Menurut mereka, seorang ulama pernah menjalankan tapa di gua tersebut. Selesai masa pertapaannya, maka terbuka baginya pintu salah satu terowongan di dalam gua itu yang menuju ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Ceritera lain, seorang gadis yang masih belia berasal dari Jawa Timur menjalani tapa di Guha Tujoh. Masyarakat sekitar tidak pernah mendapatkan informasi tentang nasib gadis itu di dalam gua, karena sampai sekarang belum pernah keluar.
Berkunjung ke Guha Tujoh, berdasarkan pengalaman mereka yang pernah ke sana, memberikan kemudahan material dan pengalaman spiritual. Dinding-dinding dalam ruangan Guha Tujoh menjadi tempat bersarang burung walet. Masyarakat lokal memanfaatkannya sebagai sumber ekonomi yang sangat mahal harganya. Pengalaman spiritual didapatkan oleh mereka yang menjalani khalwat untuk jangka waktu tertentu guna meningkatkan kedalaman ilmu kebatinan mereka. Selebih dari itu, di kalangan masyarakat sekitar gua berkembang kepercayaan bahwa Guha Tujoh menyimpan banyak misteri yang belum terungkapkan. Karena itu, siapapun yang berkunjung ke sana mereka selalu mengingatkan agar jangan lupa diri dengan niat jahat dan perbuatan yang kurang senonoh. Bahkan sikap berhura-hura pun tidak sepantasnya dilakukan di tempat itu.
0 komentar:
Post a Comment