Ilutrasi |
BANDA ACEH - Badan Meteorologi, Klimotologi, dan Geofisika (BMKG)
mengingatkan cuaca ekstrem masih berpotensi melanda Aceh hingga beberapa hari
ke depan. Hujan disertai angin kencang yang mencapai 40 kilometer per jam dan
gelombang tinggi diperkirakan masih berpeluang terjadi.
Hujan disertai angin kencang yang sudah melanda Aceh sejak sepekan lalu, ikut merusak sejumlah bangunan. Data teranyar dalam tiga hari terakhir, sekira 13 rumah masing-masing tujuh unit di Terangon, Kabupaten Gayo Lues, tiga di Kute Panang, Aceh Tengah, dan dua di Susoh, Aceh Barat Daya, rusak dihantam badai. Belum ada laporan korban jiwa.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Blang Bintang, Aceh Besar, Nasyithah Az-Zahra Lubis, mengatakan, hujan disertai angin kencang masih berpeluang terjadi di hampir seluruh wilayah Aceh.
"Terutama di wilayah Sabang, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh bagian Barat dan Aceh bagian Selatan," kata Nasyithah dalam surat elektronik yang diterima Okezone, Selasa (18/6/2013).
Menurutnya, suhu muka laut di Samudera Hindia kini mencapai 31 derjat celsius sehingga memicu penguapan yang tinggi. "Kondisi tersebut mendukung peningkatan aktivitas pertumbuhan awan-awan hujan hampir di seluruh Aceh," jelas Nasyithah.
Sehingga kondisi angin pada permukaan yang umumnya bertiup dari arah Barat kecepatan bisa mencapai 10 sampai 40 kilometer per jam.
Selain itu, warga juga diimbau mewaspadai gelombang laut tinggi yang terjadi akibat pengaruh cuaca. Tinggi gelombang perairan Aceh kini diperkirakan mencapai dua sampai lima meter, sedangkan perairan wilayah Utara dan Timur serta Barat dan Selatan Aceh bisa mencapai tiga hingga 3,5 meter.
Tingginya gelombang laut dibenarkan sejumlah nelayan di Banda Aceh. Banyak nelayan yang menggunakan kapal mesin (boat) kapasitas besar kini berhenti melaut karena buruknya cuaca di perairan. Mereka memilih memperbaiki jaring pukat yang mulai bolong-bolong di sela masa libur melaut.
"Sudah hampir 10 hari kami nggak melaut, anginnya kencang, ombak juga besar, tidak berani kami. Kalau cuaca normal, mungkin Jumat sore nanti kami kembali melaut," ujar seorang nelayan saat ditemui di Dermaga Ikan Lampulo, Banda Aceh.
Banyak boat besar bersandar di dermaga tersebut. Sementara boat-boat kecil tetap nekat memilih melaut dengan alasan ekonomi. "(Boat) kecil-kecil mereka tetap melaut di pinggiran. Pergi pagi pulang siang, kalau kami berhari-hari di laut," sebutnya. [Aceh]
Hujan disertai angin kencang yang sudah melanda Aceh sejak sepekan lalu, ikut merusak sejumlah bangunan. Data teranyar dalam tiga hari terakhir, sekira 13 rumah masing-masing tujuh unit di Terangon, Kabupaten Gayo Lues, tiga di Kute Panang, Aceh Tengah, dan dua di Susoh, Aceh Barat Daya, rusak dihantam badai. Belum ada laporan korban jiwa.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Blang Bintang, Aceh Besar, Nasyithah Az-Zahra Lubis, mengatakan, hujan disertai angin kencang masih berpeluang terjadi di hampir seluruh wilayah Aceh.
"Terutama di wilayah Sabang, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh bagian Barat dan Aceh bagian Selatan," kata Nasyithah dalam surat elektronik yang diterima Okezone, Selasa (18/6/2013).
Menurutnya, suhu muka laut di Samudera Hindia kini mencapai 31 derjat celsius sehingga memicu penguapan yang tinggi. "Kondisi tersebut mendukung peningkatan aktivitas pertumbuhan awan-awan hujan hampir di seluruh Aceh," jelas Nasyithah.
Sehingga kondisi angin pada permukaan yang umumnya bertiup dari arah Barat kecepatan bisa mencapai 10 sampai 40 kilometer per jam.
Selain itu, warga juga diimbau mewaspadai gelombang laut tinggi yang terjadi akibat pengaruh cuaca. Tinggi gelombang perairan Aceh kini diperkirakan mencapai dua sampai lima meter, sedangkan perairan wilayah Utara dan Timur serta Barat dan Selatan Aceh bisa mencapai tiga hingga 3,5 meter.
Tingginya gelombang laut dibenarkan sejumlah nelayan di Banda Aceh. Banyak nelayan yang menggunakan kapal mesin (boat) kapasitas besar kini berhenti melaut karena buruknya cuaca di perairan. Mereka memilih memperbaiki jaring pukat yang mulai bolong-bolong di sela masa libur melaut.
"Sudah hampir 10 hari kami nggak melaut, anginnya kencang, ombak juga besar, tidak berani kami. Kalau cuaca normal, mungkin Jumat sore nanti kami kembali melaut," ujar seorang nelayan saat ditemui di Dermaga Ikan Lampulo, Banda Aceh.
Banyak boat besar bersandar di dermaga tersebut. Sementara boat-boat kecil tetap nekat memilih melaut dengan alasan ekonomi. "(Boat) kecil-kecil mereka tetap melaut di pinggiran. Pergi pagi pulang siang, kalau kami berhari-hari di laut," sebutnya. [Aceh]
0 komentar:
Post a Comment