Pala Aceh |
"Ada tiga perusahaan parfum di Eropa yang sudah bekerja sama dengan kami. Mereka akan menampung pala dari Aceh," kata Ketua Forum Pala Aceh Mustafril di Banda Aceh, Rabu.
Dengan kerja sama tersebut, kata dia, diharapkan mampu meningkatkan harga jual pala, sehingga membangkitkan motivasi petani pala yang sempat terpuruk akibat harga jualnya rendah beberapa tahun terakhir.
Kerja sama ini, kata dia, juga untuk mengantisipasi terjadinya permainan harga di tingkat agen pengumpul hingga eksportir. Dengan demikian, kerja sama ini diharapkan menguntungkan para petani pala.
"Ini akan memperpendek mekanisme pasar. Dengan kerja sama ini diharapkan para petani pala tidak dirugikan karena harga jualnya tidak jauh beda dengan harga di pasaran dunia," kata dia.
Menurut dia, Aceh merupakan pemasok 22 persen kebutuhan pala Indonesia, yang disuplai dari Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Simeulue. Sedangkan Indonesia merupakan pemasok 75 kebutuhan pala dunia.
"Pala dari Aceh terbaik untuk minyak wangi atau parfum. Sedangkan pala daerah lainnya hanya cocok untuk rempah-rempah. Ini peluang bagi petani Aceh," kata Mustafril.
Selain itu, kata Mustafril, Forum Pala juga menjajaki kerja sama dengan sejumlah lembaga nirlaba internasional lainnya guna mengembangkan budi daya pala, sehingga produktivitas komoditi ekspor tersebut bisa meningkat.
"Hingga saat ini sudah ada beberapa lembaga internasional yang sedang kami jajaki, membicarakan masalah pengembangan produktivitas pala," kata Mustafril.
Kerja sama ini untuk membangkitkan produktivitas para yang sempat menurun drastis. Hal ini akibat hama dan penyakit pala yang telah menyerang jutaan tanam keras tersebut sejak dua dekade terakhir.
"Ini bukanlah pekerjaan mudah, di tengah menurunnya produktivitas pala karena hama dan penyakit. Tapi, kita harus yakin karena permintaan pala dunia tidak pernah berakhir," ujar Mustafril.
0 komentar:
Post a Comment