Kabupaten
Aceh Utara sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam yang terletak di bagian pantai pesisir utara dengan luas
wilayah 3.296,86 Km2 dengan perbatasan sebelah utara dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Kabupaten Bener Meriah, sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Timur dan aebelah barat dengan Kabupaten Bireuen.
Lambang Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten
Aceh Utara dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat dan
bus umum, baik dari arah Medan (Terminal Pinang Baris) ataupun Banda
Aceh (Terminal Baru Banda Aceh). Perjalanan melalui Bus dari Kota Medan
akan menempuh waktu sekitar 6 - 7 jam.
Kabupaten Aceh Utara terkenal dengan sejarah budaya masa lalu, seperti Kerajaan Samudra Pasai yang
pernah memerintah pada abad ke-13. Beberapa bukti yang menunjukkan
bahwa Kerajaan Samudra Pasai pernah berkuasa pada masa itu adalah dengan
adanya beberapa kuburan tokoh-tokoh penting yang pernah memerintah pada
masa Kerajaan Samudera Pasai, seperti kuburan Malikussaleh, Ratu Nahrisyah dan
lain-lain. Malikussaleh merupakan penguasa pertama dari kerajaan
tersebut. Pada saat Kerajaan Samudera Pasai berkuasa, kerajaan ini
memberlakukan koin emas sebagai alat tukar dan masih biasa dijumpai di
sekitar daerah tersebut.
Terdapat
beberapa tempat menarik lainnya di Kabupaten Aceh Utara yang berdiri
dari objek wisata alam, objek wisata budaya dan objek wisata minat
khusus. Objek wisata alam meliputi Air Terjun Blang Kolam, Air Terjun
Seumirah/Lindek, Pantai Dakuta Bungkah, Pantai Lapang, Pantai Meuraksa,
Pantai Pusong Baro, Pantai Sawang, Pantai Ulee Rubek, Pemandian Krueng
Sawang dan lain-lain. Objek wisata budaya meliputi Makam Cut
Asiah, Makam Maulana Abdurrahman Al Fasi, Makam Naina Husam Al Din,
Makam Panglateh/ Pang Nanggroe, Makam Para Raja Syuhada Cot Plieng,
Makan Perdana Menteri, Makam Petua Dolah, Makam Raja Muhammad, Makam
Ratu Al 'Ala binti Malikul Dahir, Makam Said Syaref, Makam Sidi Abdullah
Tajul Nilah, Makam Sultanah Nahrisyah, Makam Teungku Batee Balee, Makam
Teungku Peut Ploh Peut, Makam Teungku Saleh Salihin, Makam Teungku
Syarief, Rumah Adat Cut Meutia, Tugu Cot Plieng. Sedangkan objek
wisata minat khusus meliputi Pabrik Air Minum Mineral, Kertas Pabrik
Kraft, Pabrik Pupuk PT. AAF, Pabrik Pupuk PT. PIM, Pusat Pelatihan Gajah
dan masakan Aceh setempat.
1. AIR TERJUN BLANG KOLAM
Pesona Air Terjun Blang Kolam
Air
Terjun Blang Kolam berlokasi di hutan yang teduh dan terdapat di
Kabupaten Aceh Utara dengan ketinggian sekitar 75 meter. Tempatnya yang
sejuk dengan alam yang masih asri sekali. Bagi yang ingin merasakan
dinginnya air terjun, bisa berendam disini atau sekedar bersanta di
akhir pekan. Tempat ini sangat cocok sebafai rekreasi keluarga dan Air
Terjun Blang Kolam pun kembali menunjukkan kegairahannya, bagaimanapun
air terjun Blang Kolam pernah menjadi tempat favorit.
Untuk mencapai lokasi Blang Kolam sebenarnya tidak sulit, cukup banyak jalur yang bisa ditempuh, bisa melalui Cunda - Kota Lhokseumawe, Kandang Aceh Utara dan
kawasan muara satu Kota Lhokseumawe. Namun demikian, sayangnya kondisi
jalan menuju objek wisata Blang Kolam sangat memprihatinkan. Selain itu,
kondisi jalan yang terjal dan licin juga menjadi salah satu penghambat
bagi pengunjung yang ingin menikmati objek wisata ini. Hal ini yang
kurang dalam objek wisata ini adalah sarana pendukung seperti Mushalla,
MCK dan tali pembatas jalur.
2. PANTAI SAWANG
Pesona Wisata Pantai Sawang
Objek
Wisata Pantai Sawang merupakan salah satu objek wisata yang banyak
dikunjungi oelh wisatawan domestik maupun mancanegara. Objek wisata
Pantai Sawang ini memiliki panorama yang sangat indah. Pantai Sawang ini
berjarak 29 Kilometer dari Lhokseumawe, tepatnya terletak di Desa
Sawang, Kecamatan Samudera.
3. PANTAI ULEE RUBEK
Pesona Wisata Pantai Ulee Rubek
Objek
wisata Pantai Ulee Rubek merupakan sebuah pantai berpasir putih yang
sangat indah, Pantai ini terletak di Desa Ulee Rubek, Kecamatan
Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara. Objek wisata yang berjara 49 Km dari
Lhokeumawe ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi
maupun kendaraan umum.
4. PANTAI KRUENG SAWANG
Pemandian Krueng Sawang
Pantai
Krueng Sawang berada sekitar 45 Km arah barat daei Kecamatan
Lhoksemawe. Disini terdapat sebuah sungai yang airnya sangat jernih
penuh dengan bebatuan. Tempat ini merupakan pemandian yang ramai
dikunjungi wasatawan. Udaranya yang sejuk, lingkungan yang masih alami,
sangat layak dijadikan sebagai lokasi perkemahan. Daerah ini juga
dikenal sebagai lokasi perkemahan. Daerah ini jga dikenal sebagai
penghasil durian.
5. TUGU COT PLIENG
Teungku Abdul Jalil Cot Plieng adalah pahlawan Aceh Utara yang berjuang melawan tentara Jepang dalam perjuangan Fisabilillah,
demi mempertahankan Agama dan tanah air dari cengkraman penajajahan
Jepang. Beliau mangkat pada tanggal 10 November 1942. Untuk mengenang
perjuangan beliau, dibangunlah sebuah tugu yang berada di Desa Cot
Plieng, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, sekitar 10 Km
sebelah timur Lhokseumawe.
6. MAKAM SULTAN MALIKUSSALEH (PUSAT KERAJAAN SAMUDRA PASAI)
Makam Sultan Malikussaleh
Kerajaan
Samudra Pasai merupakan Kerajaan Islam terbesar di Indonesia pada abad
ke-13. Di sinilah dahulu berdirinya Kerajaan yang berjaya pada masanya,
tahun 1267 dan di sini juga tempat pemakaman Sultan Malikussaleh yang
berkuasa tersebut. Lokasi makam Sultan Malikussaleh terletak di Desa
Beuringin, Kecamatan Samudra, sekitar 18 Km dari Kota Lhokseumawe.
Kerajaan
Samudra Pasai merupakan Kerajaan Islam terbesar di Indonesia pada abad
ke-13, yang bukan hanya menjadi Pusat Perdagangan Internasional, tetapi
juga Peradaban dan Pendidikan Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu yang bergelar Malikul-Saleh atau yang lebih dikenal dengan Malikussaleh
dan merupakan raja pertama Kerajaan Samudra Pasai. Bukti sejarah yang
bisa dilihat adalah batu-batu nisan yang berhiaskan kaligrafi ayat-ayat
suci Al-Qur'an yang bernilai sejarah tinggi.
7. MAKAM RATU NAHRISYAH
Makam Ratu Nahrisyah
Ratu
Nahrisyah memimpin Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1416-1428 Masehi
dan dikenal sebagai seorang yang arif dan bijaksana. Lokasi makam Ratu
Nahrisyah terletak di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudra, sekitar 18 Km
sebelah timur Kota Lhokseumawe. Ratu Nahrisyah mangkat padat tanggal 17
Zulhijjah 831 H atau 1428 M. Pada makam tersebut bisa dilihat ayat-ayat
suci Al-Qur'an bertuliskan kaligrafi yang indah.
8. RUMOH CUT MEUTIA
Rumoh Cut Nyak Meutia
Rumah
ini adalah rumah asli pahlawan wanita Aceh, Cut Meutia yang bersama Cut
Nyak Dhien melawan penjajah Belanda. Lokasi Rumah Cut Meutia terletak
di Daerah Pirak, Kecamatan Pirak Timoe, Kabupaten Aceh Utara. Ini rumah
asli Cut Meutia, khas rumah Aceh, disinilah beliau pernah menempatinya
sebelum gugur dalam pertempuran penjajah Belanda. Rumah ini sudah
beberapa kali di renovasi. Tapi keasliannya tetap dipertahankan.
Cut
Nyak Meutia adalah salah seorang pahlawan wanita nasional dari Aceh
Utara, selama 20 tahun ia memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda
diwilayahnya Matangkuli, yaitu dari tahun 1890 - 1990 Masehi. Dari rumah ini beliau aktif dalam memimpin dan mengatur strategi peperangan.
Rumah
Adat Cut Meutia dapat terletak sekitar 3 Km dari Desa Matangkuli,
Kecamatan Matangkuli. Rumah Adat Cut Meutia ini dipagar dan dibangun
kembali oleh pemerintah sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan
wanita Aceh.
Cut
Nyak Meutia tewas dihulu sungai Peutoe oleh tembakan serdadu Belanda
pada 25 Oktober 1910. Makamnya terletak di Desa buket Panyang, yang
jaraknya memakan waktu 2 hari 2 malam dengan berjalan kaki dari rumahnya
yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Matangkuli dan Kecamatan Cot
Girek.
9. TARI SEUDATI
Tari Seudati
Tari
Seudati adalah tarian yang terkenal dan berasal dari Nanggroe Aceh
Darussalam. Tarian ini mulanya berkembang di Aceh Utara dan sekarang
menjadi salah satu Kesenian Nasional Indonesia. Tari Seudati
menggambarkan semangat perjuangan, sikap kepahlawanan, keriangan,
kelincahan serta sikap hidup yang dinamis, kegotong-royongan dan
persatuan. Tari Seudati biasanya sering diselenggarakan jika ada pesta
adat maupun pada acara kesenian dan bertempat di gedung kesenian ataupun
panggung hiburan masyarakat.
Kata Seudati berasal dari Bahasa Arab Syahadatain atau Syahadati yang
artinya Pengakuan atau Kalimat Syahadat. Tari ini telah berkembang di
Aceh sejak ratusan tahun yang silam dan pada mulanya tidak bernafaskan
Islam. Ketika Islam datang, tarian ini diisi dengan nilai-nilai Islam
sehingga dapat dipakai sebagai media dakwah. Ciri khas Tari Seudati
adalah heroik, gembira dam kebersamaan. Disamping itu tarian ini tidak
menggunakan alat musik dan sebagai pengganti para penari membunyikan
jari, hentakan kaki, tepukan dada serta syair-syair yang dilantunkan
oleh dua orang narator yang disebut Aneuk Syahi.
Syair-syair pengiring biasanya bertemakan keagamaan atau informasi
pembangunan negara. Sewaktu perang Aceh, tari Seudati digunakan untuk
membakar semangat para pemuda untuk berperang melawan penjajah. Tarian
ini dilakukan khusus oleh para pria yang berjumlah 8 (delapan) orang.
10. PANTAI KRUENG GEUKUH
Pantai
ini merupakan pantai yang indah dan bersih, karena masyarakat setempat
sangat peduli akan keindahannya. Kita juga bisa melihat nelayan
tradisional beserta perahu yang akan menangkap ikan. Pantai Krueng
Geukuh terletak di Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara. Pantai
yang satu ini merupakan pantai yang pantas dikunjungi, karena selain
indah dan bersih, kita juga bisa berinteraksi dengan nelayan-nelayan
tradisional yang akan menangkap ikan dilaut.
11. MUSEUM MALIKUSSALEH
Museum Malikussaleh adalah museum yang berada di Kabupaten Aceh Utara.
Alamat lokasi Museum Malikussaleh terletak di Jl. T. Hamzah Bendahara, Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara.
12. MAKAM SAID SYARIF
Makam Said Syarif
Said
Syarif adalah seorang menteri dari Kerajaan Samudra Pasai. Beberapa
sejarawan menyebutkan beliau merupakan ayah kandung Fathillah atau
Falatehan yang merupakan seorang ulama terkenal bergelar Sunan Gunung Jati, pendiri Kota Jayakarta (Jakarta), lahir di Pasai 1490 M.
Makam Said Syarif terletak di Gampong Mancang, Kecamatan Samudera. Makam ini dapat ditempuh dengan Mobil Aceh sekitar 16 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe.
Batu
nisannya terbuat dari marmer bertuliskan kaligrafi yang indah terdiri
dari ayat kursi, surat Ali-Imran ayat 18-19 dan surat at-Taubah ayat
21-22.
13. MAKAM MAULANA ABDURRAHMAN AL-FASI
Makam Teungku Di Iboih (Maulana Abdurrahman Al-Fasi)
Makam
Teungku di Iboih adalah makam Maulana Abdurrahman Al-Fasi. Sebagian
arkeolog berpendapat bahwa makam ini lebih tua dari makam Malikussaleh.
Makam
beliau terletak di Desa Mancang, Kecamatan Samudera yang berjarak
sekitar 16 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe. Batu nisannya dihiasi
dengan kaligrafi yang indah terdiri dari ayat kursi, surat Ali-Imran
ayat 18 dan surat At-Taubah ayat 21-22.
14. BATEE BALEE
Makam
ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Tokoh
utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan Perbu yang
mengkat tahun 1444 M.
Lokasinya
di Desa Meucat , Kecamatan Samudera sebelah timur Kota Lhokseumawe.
Diantara nisan-nisan tersebut ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah
yang terdiri dari surat Yasin, surat Ali Imran, surat Al'Araaf, surat
Al-Jaatsiyah dan surat Al-Hasyr.
15. MAKAM RATU AL-AQLA (NUR ILAH)
Makam Ratu Al-Aqla
Ratu
Al-Aqla adalah puteri Sultan Muhammad (Malikul Dhahir) yang mangkat
pada tahun 1380 M. Beliau menjadi raja di Pasai dan Kedah. Makam
tersebut berlokasi di Gampong Meunje Tujoh, Kecamatan Matangkuli
yang berjarak sekitar 30 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe dan dapat
ditempuh dengan menggunakan Mobil Aceh. Batu nisannya dihiasi dengan
kaligrafi yang indah berbahasa Kawi dan Bahasa Arab.
16. PANTAI MEURAKSA
Pantai
Meuraksa adalah objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan
yang ingin liburan bersama keluarga ataupun teman untuk bersantai
sambil menenangkan fikiran yang sudah jenuh. Tempat ini sangat bagus
sekali, kita dapat melakukan berbagai aktivitas olah pantai seperti
berenang, voli pantai, berjemur dan berlari-larian bersama-sama teman
dan keluarga. Pada sore harinya kita dapat menikmati indahnya matahari
terbenam, disini juga ada pepohonan yang dapat digunakan untuk
duduk-duduk dibawah pohon jika kita tidak ingin berjemuran di tepi
pantai.
0 komentar:
Post a Comment