Kabupaten
Aceh Tenggara dengan Ibukota Kutacane berada di daerah pegunungan
dengan ketinggian 1.000 meter siatas permukaan laut (dpl) yang berada
dibagian pegunungan Bukit Barisan. Kabupaten Aceh Tenggara memiliki
kekayaan dan keanekaragaman potensi wisata alam seperti Taman Nasional
Gunung Leuser, Taman Wisata Lawe Gurah, Lawe Alas, Sungai Alas,
pemandangan pegunungan, mata air panas, gua alam, air terjun dan
lain-lain.
Taman
Nasional Gunung Leuser adalah daerah cagar alam nasional terbesar yang
terdapat di kabupaten ini. Taman ini merupakan taman terbesar di
Indonesia dengan luas sekitar 850.000 ha dan mewakili seluruh ekositem
hutan hujan dari daerah rawa sampai dataran tinggi. Di daerah ini,
pengunjung dapat menikmati berbagai kehidupan flora, seperti Bunga
"Raflesia" yang merupakan jenis bunga yang terpopuler di antara 3.500
spesies tumbuhan yang terdapat di kawasan ini dan kehidupan fauna
seperti kera ekor panjang, orang utan, siamang, gibbon bertangan putih,
bermacam serangga, burung, monyet, mawas, kedih, burung enggang, kuaw
dan jenis binatang lainnya.
Lambang Kabupaten Aceh Tenggara
Taman
Wisata Lawe Gurah merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser
yang diperuntukkan para wisatawan dengan jarak sekitar 35 Km dari
Kutacane. Di lokasi ini terdapat bungalow, rumah makan, lokasi berkemah,
pos keamanan, menara pengamat dan lain-lain. Di samping itu, berbagai
sarana pendukung juga telah dibangun seperti jalan setapak untuk para
pengunjung yang akan menikmati keindahan alam hutan.
Lawe
Alas adalah sungai memiliki arus air yang cukup kuat, sehingga sangat
strategis untuk kegiatan wisata arung jeram. Banyak turis asing yang
datang ke daerah ini untuk menantang kuatnya arus sungai tersebut.
Kabupaten Aceh Tenggara juga memiliki kekayaan budaya tersendiri yang
berbeda dari daerah lain di Aceh, seperti Tari Saman, Tari Mesekat,
Pelebat, Bangsi, Canang dan Lagam.
Tari Saman yang merupakan sebuah kesenian tradisional yang telah mendunia adalah Tari Saman yang sering disebut Tari Tangan Seribu.
Pada tahun 1994 tari ini pernah tampil di Spanyol dan di beberapa
negara Eropa lainnya dan sering tampil di Taman Mini Indonesia Indah,
Jakarta. Tari Mesekat adalah bentuk tarian yang mengkombinasikan gerakan
tangan dan badan dengan lantunan syair-syair berisi tuntunan keagamaan
dan kehidupan bermasyarakat. Syair-syair tersebut dilantunkan oleh para
penari sambil melakukan gerakan tarian. Mesekat biasanya dimainkan oleh
kaum pria. Pelebat adalah seni perang adat Alas yang memakai rotan
sebagai alat dan tameng dengan cara saling memukul terhadap lawan.
Biasanya atraksi ini sering dilakukan dalam upacara untuk menyambut tamu
kehormatan.
Bangsi adalah kesenian yang menggunakan seruling sebagai medianya, sering dilantunkan dalam acara adat seperti jagai, sebagai musik pengiring dalam acara perkawinan. Sedangkan Canang adalah
kesenian tradisional adat Alas yang menggunakan alat musik berupa
kaleng atau gamelan yang terbuat dari logam yang dimainkan oleh beberapa
wanita.
Bangsi
1. AIR TERJUN LAWE DUA
Setelah
sekian tahun sepi pengunjung, kini objek wisata alam air terjun Lawe
Dua di Desa Empat Lima, Kecamatan Bukit Tusam, Kabupaten Aceh Tenggara
kembali ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun yang datang dari
luar daerah. Pada hari libur, masyarakat banyak yang memanfaatkan objek
wisata ini untuk menikmati suasana alam. Suasananya hampir sama dengan
sekitar tahun 1980-an lalu, saat objek wisata ini dikenal bahkan oleh
wisatawan asing karena airnya yang begitu bening dan dingin, ditambah
lagi dengan suasana alamnya yang masih sangat asri dan nyaman.
Setelah
itu, objek wisata ini mulai sepi pengunjung dikarenakan kondisinya yang
tak tertata. Namun kini, setelah adanya penataan dari Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Aceh Tenggara, kawasan tersebut kembali menggeliat dan
mengundang banyak orang untuk datang kesana.
Kini,
air terjun Lawe Dua kembali menjadi primadona objek wisata di Aceh
Tenggara. Dikawasan itu, DKDP sudah membuat pondok-pondok kecil, joglo
dan tangga untuk naik ke bukit yang mengalirkan air terjun. Ini menjadi
daya tarik baru wisatawan untuk mau berkunjung ke sana.
2. TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
Pesona Taman Nasional Gunung Leuser
Taman
Nasional Gunung Leuser merupakan kawasan perlindungan flora dan fauna
terbesar di Asia Tenggara. Diperkirakan terdapat sekitar 3.500 jenis
flora di taman nasional ini. Tumbuhan langka yang terdapat di dalam
taman nasional ini antara lain dari jenis rafflesia yaitu Rafflesia Zippelni.
Kawasan taman nasional ini meliputi hutan rawa dipantai Barat Aceh
hingga kawasan hutan lebat tropis yang berada di dataran rendah bagian
tengah. Masyarakat dunia menyebut Taman Nasional Gunung Leuser sebagai
salah satu paru-paru dunia. Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna
kawasan nasional ini, masyarakat Uni Eropa ikut mendukung
pelestariannya.
Didalam
kawasan taman nasional, hidup empat jenis hewan yang paling langka
didunia yaitu harimau, badak, gajah dan orang utan. Diperkirakan
terdapat sekitar 500 harimau, 100 badak dan 300 gajah berada di dalam
kawasan taman nasional, disamping lebih dari 300 spesies burung.
Hewan
yang paling mudah ditemui adalah monyet. Dengan ketinggian lebih dari
1.500 meter diatas permukaan laut menyebabkan hutan di kawasan nasional
ini kaya dengan tanaman anggrek.
Di
dalam wilayah taman nasional mengalir Sungai Alas yang banyak digunakan
wisatawan untk kegiatan olahraga arung jeram. Penggemar olehraga arung
jeram dapat mencoba keganasan Sungai Alas yang mengalir menuju Kabupaten
Aceh Selatan dambil menikmati panorama keindahan alam hutan tropis Aceh
dan perkampungan rakyat tradisional.
Berpetualang
menyusuri Sungai Alas selama tiga hari dan dua malam melewati berbagai
tempat dengan pemandangan yang mengesankan termasuk juga hewan-hewan
yang hidup di hutan-hutan di tepi sungai seperti monyet, burung dan
hewan lainnya yang hidup di hutan-hutan di tepi sungai.
Perjalanan
menyusuri sungai dengan menggunakan perahu karet dapat dimulai dari
Muarasitulan di Kutacane hingga ke Gelombang. Bagi mereka yang sudah
profesional dibidang arung jeram dapat mengambil jarak tempuh yang lebih
jauh lagi yaitu dimulai dari Angusan di dekat Blangkejeran. Salah satu
akses untuk masuk ke kawasan taman nasional adalah Gurah yang terletak di tengah Lembah Alas. Gurah berada diantara Kota Blangkejeran dan Kutacane yang berada disebelah barat Sungai Alas.
Berhadapan
dengan Gurah, diseberang Sungai Alas terdapat Ketambe yang merupakan
lokasi dari pusat penelitian flora dan fauna serta konservasi yang
terkenal di dunia. Para ahli berkumpul di pusat penelitian ini untuk
meneliti hewan dan tumbuhan yang ada di taman nasional (termasuk
peneliti asing), namun tempat ini tertutup untuk kunjungan wisatawan.
Banyak wisatawan masuk ke Gurah dari Brastagi
dan melalui Kabanjahe di Provinsi Sumatera Utara dan kemudian ke
Kutacane dilanjutkan dengan menumpang labi-labi ke Gurah. Rute ini akan
melewati panorama indah Gunung Sinabung dan Lembah Alas.
Pengunjung
dilarang memasuki kawasan taman nasional tanpa ijin petugas dan harus
disertai pemandu. Ijin masuk dan pemandu dapat diperoleh dari kantor
PHPA di Tanah Merah, sekitar satu jam dengan menumpang labi-labi dari
Gurah atau 15 menit dari Kutacane.
Pemandu
juga dapat ditemui disejumlah penginapan di Gurah dan juga di Kutacane.
Selain sebagai petunjuk jalan, mereka akan membantu pengunjung
mendirikan tenda pada malam hari, memasak makanan, membawa barang dan
menunjukkan pada Anda dunia alam liar.
Kutacane
yang terletak 43 Km dari Gurah adalah kota terdekat dari pintu masuk
taman nasional. Di Kutacane pengunjung dapat membeli bekal keperluan
atau untuk menelepon, sebelum memulai "petualangan" memasuki taman
nasional.
Hutan Rekreasi Gurah atau Taman Wisata Lawe Gurah memiliki
lokasi yang menarik selain panorama alamnya yang indah. Disini juga
terdapat air panas, danau, air terjun, pengamatan satwa dan
tumbuh-tumbuhan. Hutan wisata seluas 9.200 hektar di Gurah ini merupakan
kawasan taman hutan yang berada di dalam kawasan taman nasional.
Pengelola
hutan wisata ini membangun jalur jalan untuk pengunjung yang menyukai
treking dan juga menara pandang agar wisatawan dapat mengamati kehidupan
hutan hujan leuser. Kawasan Treking di hutan wisata ini dimulai dari
Gurah hingga ke sumber mata air panas di dekat Sungai Alas dengan waktu
tempuh selama dua jam dan jarak tempuh sekitar 5 Km atau ke kawasan air
terjun pada jarak sekitar 6 Km. Pengunjung juga dapat bermalam di
perkemahan yang berada di kawasan hutan wisata ini. Penginapan (guest house) terdapat di Gurah dan Balailutu.
Selain
mengeluarkan ijin dan menyediakan pemandu, Kantor PHPA di Tanah Merah
juga memberikan informasi dan menyediakan pemandu bagi pengunjung yang
ingin treking ke berbagai wilayah di kawasan taman nasional mulai dari
perjalanan jarak dekat selama beberapa jam hingga perjalanan panjang
selama 14 hari melalui hutan hingga mendaki puncak gunung.
Pesona Gunung Kemiri
Gunung Kemiri (3.314
meter) memiliki puncak tertinggi kedua di Taman Nasional Gunung Leuser.
Perjalanan ke puncaknya memerlukan waktu lima hingga enam hari. Selama
Treking di jalur ini anda dapat menyaksikan hewan-hewan seperti orang
utan, siamang dan gibon.
Gunung Leuser adalah
gunung yang memiliki puncak tertinggi (3.404 meter) yang berada di
kawasan taman nasional. Jika memiliki stamina prima mungkin Anda dapat
mendaki hingga ke puncaknya dengan waktu perjalanan 14 hari. Treking ke
puncak Leuser dimulai dari Desa Angusan, sebelah barat Blangkejeren.
Gunung Perkinson berada
di sisi timur taman nasional dan treking ke puncak gunung setinggi
2.828 meter ini memerlukan waktu tujuh hari. Dalam perjalanan ke puncak
dapat menemui bunga rafflesia pada ketinggian 1.200 meter dan juga hutan
lumut.
Gunung Simpali memiliki
ketinggian 3.270 meter dan perjalanan hingga ke puncaknya memerlukan
waktu satu minggu dimulai dari Desa Engkran kemudian menyusuri lembah
Sungai Lawe Mamas. Di kawasan ini hidup hewan langka badak. Sungai Lawe
Mamas merupakan sungai berarus deras yang menyatu dengan sungai Alas
sekitar 15 Km di utara Kutacane.
3. SUNGAI ALAS
Berolahraga Arung Jeram di Sungai Alas
Sungai
Alas, disamping memiliki arus yang deras untuk olahraga arung jeram,
sungai Alas juga memiliki pemandian alam dengan kesejukan air
pegunungan. Ikan sungai yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah jenis
ikan jurung, lele, ikan mas, nila, mujair dan ikan dundung.
4. GUA LAWE SIKAP
Gua Lawe Sikap
Salah
satu objek wisata yang cukup menarik di Aceh Tenggara adalah gua
kelelawar Lawe Sikap yang terdapat di Kecamatan Lawe Alas. Gua ini
memiliki daya tarik tersendiri karena terdapat gantungan bebatuan,
tumpukan guano dan adanya sumber mata air minum yang bersih. Jarak
tempuh dari Kota Kutacane sekitar 5 Km dengan waktu tempuh sekitar 25
menit.
5. TAMAN NASIONAL HUTAN KETAMBE
Pusat Penelitian Ketambe
Di
dalam hutan ini terdapat ribuan jenis spesies hewan dan keanekaragaman
tumbuh-tumbuhan langka. Di lokasi Ketambe juga terdapat pusat penelitian
orang hutan. Bagi para wisatawan tersedia guest house Bustanil Arifin. Wisata rafting, hiking dan outbond training sangat
tepat dilaksanakan di Ketambe. Jarak tempuh dari Pusat Kota Kutacane
adalah sekitar 25 Km dengan waktu tempuh sekitar 40 menit.
6. GUNUNG DELENG POKHISEN
Puncak
gunung Deleng Pokhisen merupakan tantangan khusus bagi para pecinta
alam dan pendaki gunung untuk menaklukkannya. Dari atas puncak gunung
terdapat berbagai panorama dan pemandangan yang sangat indah, kemudian
juga terdapat dataran yang berfungsi sebagai camping ground.
7. AIR TERJUN LAWE DUA
Air
Terjun Lawe Dua terdapat di Kecamatan Bukit Tusam. Air terjun ini masih
sangat asli dan alami, belum dikelola dan disentuh secara terorganisir
sehingga memberikan sebuah daya tarik tersendiri untuk menikmati
pemandian alam yang bersumber murni dari air terjun.
8. PEMANDIAN ALAM PANTAI BARAT
Pemandian
Alam Pantai Barat merupakan sarana keluarga yang terdapat di Sungai
Kali Bulan Kecamatan Badar. Pemandian ini sudah dikelola secara
profesional dan setiap minggunya memberikan hiburan kepada para
pengunjung.
9. PEMANDIAN AIR PANAS UNING SIGUGUR
|Sumber|
0 komentar:
Post a Comment