Pantai Ujong Pancu Aceh Rayeuk |
Hiruk-pikuk kota, kebisingan, polusi, membuat kita merindukan suasana yang tenang dan damai, jauh dari bingar kehidupan perkotaan. Jika Anda mengalami hal seperti itu, cobalah luangkan sejenak waktu Anda untuk menikmati keindahan di Ujong Pancu. Panorama alam Ujong Pancu akan membantu melepaskan beban yang bergelayut di pundak dan meluruskan benang kusut di dalam otak Anda.
Tidak percaya? Buktikan sendiri dan Anda akan berdecak kagum terhadap ciptaan Yang Maha Kuasa yang satu ini.
Berikut gambar yang dirangkum dari berbagai sumber:
Ujong pancu terletak di kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, yang berjarak 12 KM dari Banda Aceh. Sampai batas yang bisa ditempuh dengan kendaraan, kita harus memarkirkan kendaraan dan inilah awal dari petualangan kita. Petualangan ini dimulai dengan menaklukkan bukit yang ditumbuhi pohon dan semak-semak. Kita akan melakukan hiking selama kurang lebih satu jam. Perjalanan ini tidak terasa melelahkan karena sepanjang jalan kita akan ditemani oleh pepohonan yang menaungi dari sengatan matahari dan kicauan burung yang bagaikan senandung merdu dari alam. Dalam perjalanan, kita akan menemukan padang ilalang yang maha luas. Sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah ilalang yang menghijau. Ilalang menari. Bagai liukan tubuh balerina. Melambai. Gemulai. Angin pun membelai mesra kulit. Udara sejuk memenuhi ruang paru, menggantikan udara kotor bau knalpot. Pejamkan mata dan rasakan udara merasuki ke dalam tubuh, melewati celah-celah organ, mengikuti aliran darah. Rasakan semilir angin membelai kulit dengan sentuhan halus nan lembut. Hirumlah aroma alam yang belum tercemar oleh asap knalpot dan cerobong pabrik.
Setelah berhasil menaklukkan bukit, kita akan disambut oleh panorama pantai yang eksotik. Pantai berpasir putih yang tampak berkilau diterpa sinar sang surya. Laut biru, ditemani bebatuan. Beningnya air laut memantulkan wajah langit. Ketika melangkahkan kaki ke dalam air, sepasang kaki yang menyentuh air akan merasakan sejuknya air laut. Sejuknya hutan menularkan kesejukannya ke air laut. Beningnya air laut membuat mata dapat melihat dengan jelas apa yang tersembunyi di bawah permukaan laut. Pasir dan kerikil, sepasang kaki telanjang, dan potongan-potongan terumbu karang.
Inilah laut yang masih perawan yang dilindungi oleh bukit. Disembunyikan keindahannya oleh perkasanya bukit dan rindangnya pohon-pohon. Seperti seorang perempuan yang berhijab. Butuh perjuangan untuk mendapatkan keindahannya. Mendaki bukit dan menuruni lembah. Keindahan sejati memanglah keindahan yang didapatkan dengan perjuangan. Seperti mendapatkan perawan suci di balik hijab. Sayang, kadang kesucian laut nan indah ini dikotori oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab, yang meninggalkan sampah bekas mengenyangkan perut.
Laut Ujong Pancu kaya akan terumbu karang dan ikan. Terumbu karang yang terhempas tsunami menggeliat bangkit untuk memulihkan diri dengan cepat. Karena kaya akan ikan, tempat ini menjadi tempat favorit para pencinta mancing. Dahulu, pesisirnya hijau oleh hutan mangrove. Lalu rusak akibat hempasan tsunami, dan sekarang sedang dalam proses pemulihan. Di sini juga kita akan menemukan sumber mata air.
Perpaduan bukit dan laut menciptakan warna yang menawan dalam lukisan Sang Pencipta. Desau angin dan riak laut menyatu dalam simfoni alam yang sempurna. Jadi, sudahkah Anda memutuskan menghabiskan weekend dimana? [The Global Journal]
Tidak percaya? Buktikan sendiri dan Anda akan berdecak kagum terhadap ciptaan Yang Maha Kuasa yang satu ini.
Berikut gambar yang dirangkum dari berbagai sumber:
Ujong pancu terletak di kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, yang berjarak 12 KM dari Banda Aceh. Sampai batas yang bisa ditempuh dengan kendaraan, kita harus memarkirkan kendaraan dan inilah awal dari petualangan kita. Petualangan ini dimulai dengan menaklukkan bukit yang ditumbuhi pohon dan semak-semak. Kita akan melakukan hiking selama kurang lebih satu jam. Perjalanan ini tidak terasa melelahkan karena sepanjang jalan kita akan ditemani oleh pepohonan yang menaungi dari sengatan matahari dan kicauan burung yang bagaikan senandung merdu dari alam. Dalam perjalanan, kita akan menemukan padang ilalang yang maha luas. Sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah ilalang yang menghijau. Ilalang menari. Bagai liukan tubuh balerina. Melambai. Gemulai. Angin pun membelai mesra kulit. Udara sejuk memenuhi ruang paru, menggantikan udara kotor bau knalpot. Pejamkan mata dan rasakan udara merasuki ke dalam tubuh, melewati celah-celah organ, mengikuti aliran darah. Rasakan semilir angin membelai kulit dengan sentuhan halus nan lembut. Hirumlah aroma alam yang belum tercemar oleh asap knalpot dan cerobong pabrik.
Setelah berhasil menaklukkan bukit, kita akan disambut oleh panorama pantai yang eksotik. Pantai berpasir putih yang tampak berkilau diterpa sinar sang surya. Laut biru, ditemani bebatuan. Beningnya air laut memantulkan wajah langit. Ketika melangkahkan kaki ke dalam air, sepasang kaki yang menyentuh air akan merasakan sejuknya air laut. Sejuknya hutan menularkan kesejukannya ke air laut. Beningnya air laut membuat mata dapat melihat dengan jelas apa yang tersembunyi di bawah permukaan laut. Pasir dan kerikil, sepasang kaki telanjang, dan potongan-potongan terumbu karang.
Inilah laut yang masih perawan yang dilindungi oleh bukit. Disembunyikan keindahannya oleh perkasanya bukit dan rindangnya pohon-pohon. Seperti seorang perempuan yang berhijab. Butuh perjuangan untuk mendapatkan keindahannya. Mendaki bukit dan menuruni lembah. Keindahan sejati memanglah keindahan yang didapatkan dengan perjuangan. Seperti mendapatkan perawan suci di balik hijab. Sayang, kadang kesucian laut nan indah ini dikotori oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab, yang meninggalkan sampah bekas mengenyangkan perut.
Laut Ujong Pancu kaya akan terumbu karang dan ikan. Terumbu karang yang terhempas tsunami menggeliat bangkit untuk memulihkan diri dengan cepat. Karena kaya akan ikan, tempat ini menjadi tempat favorit para pencinta mancing. Dahulu, pesisirnya hijau oleh hutan mangrove. Lalu rusak akibat hempasan tsunami, dan sekarang sedang dalam proses pemulihan. Di sini juga kita akan menemukan sumber mata air.
Perpaduan bukit dan laut menciptakan warna yang menawan dalam lukisan Sang Pencipta. Desau angin dan riak laut menyatu dalam simfoni alam yang sempurna. Jadi, sudahkah Anda memutuskan menghabiskan weekend dimana? [The Global Journal]
0 komentar:
Post a Comment