Banda Aceh - Kelompok Wisata perempuan dari Exco Kerajaan Negeri Johor Malaysia tertarik mempelajari peran perempuan Aceh dalam pembangunan. Hal ini terungkap saat kelompok wisata ini bertemu Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal SE, Jum’at (25/1) di ruang rapat Walikota.
Kedatangan tamu dari Negeri Jiran ini disambut hangat Wakil Walikota yang didampingi Asisten I Drs Tarmizi Yahya MM, Staf Ahli Bidang Keistimewaan Ali Latif, Kabag Umum Rosdi ST dan sejumlah PNS jajaran Pemko Banda Aceh.
Dalam pertemuan tersebut, Illiza banyak memaparkan bagaimana peran perempuan Banda Aceh dalam pembangunan kota.
Illiza pun memberi beberapa contoh keterlibatan perempuan di kota Banda Aceh dalam pembangunan Ibukota Provinsi ini.
Kata Illiza, di Pemerintah Kota Banda Aceh saat ini beberapa jabatan pengambil keputusan diduduki perempuan, dan ini merupakan bukti kalau perempuan Aceh mampu memberi kontribusi bagi pembangunan daerahnya.
“Meskipun belum banyak, tapi keberadaan kaum perempuan dalam pembangunan telah mampu menegaskan kalau kaum perempuan kita bisa diterima dan mampu berbuat untuk bangsanya” ujar Illiza.
Ketua rombongan dari Exco Kerajaan Negeri Johor, YB DR Robia Kosai mengaku dirinya dan anggotanya sangat kagum melihat kondisi kota Banda Aceh dan Aceh secara keseluruhan, meski bererapa tahun yang lalu kota ini porak-poranda oleh Gempa dan Tsunami.
Robia juga sangat mengagumi perempuan Banda Aceh dan Aceh, menurut Robia, perempuan Aceh adalah perempuan yang sangat kuat, mereka mampu bangkit dari bencana dan mampu menata kehidupan mereka kembali secara normal.
“Kedatangan kita ke sini, selain untuk mengunjungi situs-situs sejarah, juga untuk mempelajari berbagai hal yang terkait dengan kiprah perempuan dalam pembangunan” jelas DR Robia dalam bahasa Malaysia.
Kedatangan tamu dari Negeri Jiran ini disambut hangat Wakil Walikota yang didampingi Asisten I Drs Tarmizi Yahya MM, Staf Ahli Bidang Keistimewaan Ali Latif, Kabag Umum Rosdi ST dan sejumlah PNS jajaran Pemko Banda Aceh.
Dalam pertemuan tersebut, Illiza banyak memaparkan bagaimana peran perempuan Banda Aceh dalam pembangunan kota.
Illiza pun memberi beberapa contoh keterlibatan perempuan di kota Banda Aceh dalam pembangunan Ibukota Provinsi ini.
Kata Illiza, di Pemerintah Kota Banda Aceh saat ini beberapa jabatan pengambil keputusan diduduki perempuan, dan ini merupakan bukti kalau perempuan Aceh mampu memberi kontribusi bagi pembangunan daerahnya.
“Meskipun belum banyak, tapi keberadaan kaum perempuan dalam pembangunan telah mampu menegaskan kalau kaum perempuan kita bisa diterima dan mampu berbuat untuk bangsanya” ujar Illiza.
Ketua rombongan dari Exco Kerajaan Negeri Johor, YB DR Robia Kosai mengaku dirinya dan anggotanya sangat kagum melihat kondisi kota Banda Aceh dan Aceh secara keseluruhan, meski bererapa tahun yang lalu kota ini porak-poranda oleh Gempa dan Tsunami.
Robia juga sangat mengagumi perempuan Banda Aceh dan Aceh, menurut Robia, perempuan Aceh adalah perempuan yang sangat kuat, mereka mampu bangkit dari bencana dan mampu menata kehidupan mereka kembali secara normal.
“Kedatangan kita ke sini, selain untuk mengunjungi situs-situs sejarah, juga untuk mempelajari berbagai hal yang terkait dengan kiprah perempuan dalam pembangunan” jelas DR Robia dalam bahasa Malaysia.
Tidak ada yang istimewa dan digagumkan, sepertinya penulis terlalu berlebihan dan tidak mengerti sejarah Aceh, karena Aceh sejak jaman dahulu perempuan Aceh mendapatkan peran yang sama dengan laki-laki sebagai contoh Cut Nyak Dhien, Malahayati, Cut Mutia dan masih banyak lagi yang lain. Intinya islam tidak ada mengkotak-kotak hak perempuan dengan laki-laki, jadi hal seperti itu sekarang tidak perlu dibesar-besarkan. karena persoalan itu sekarang merupakan progam yahudi untuk menyudukan islam dalam hal kesamaan perempuan.
ReplyDelete