Baru saja Presiden menerima
delegasi APRC yang terdiri dari perwakilan berbagai negara, mantan
kepala negara, menteri luar negeri (menlu)
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sore ini baru menerima delegasi dari Dewan Rekonsiliasi dan Perdamaian Asia (APRC), di Istana Negara, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Presiden membagikan pengalamannya dalam menangani konflik Aceh.
"Baru saja Presiden menerima delegasi APRC yang terdiri dari perwakilan berbagai negara, mantan kepala negara, menteri luar negeri (menlu), dengan maksud untuk memperkenalkan organisasi itu kepada Presiden," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (22/1) sore.
Dikatakan, delegasi yang diterima Presiden antara lain adalah Ketua APRC Surakiart Sathirathai yang juga merupakan mantan wakil Perdana Menteri (PM) Thailand, Wakil Ketua APRC yang mantan PM Malaysia Tun Abdullah Ahmad Badawi, Shaukat Aziz (mantan PM Pakistan), Jusuf Kalla (mantan Wapres Indonesia), Hasan Wirajuda (mantan Menlu Indonesia), serta Shunmugam Jayakumar yang merupakan mantan Menlu Singapura.
"Dalam pertemuan tadi, Presiden berbagi kiat-kiat dalam menangani konflik di Aceh dan membangun rekonsiliasi hubungan bilateral," kata Julian lagi.
Julian mengatakan, APRC merupakan organisasi non-pemerintah yang baru berdiri, dan Indonesia akan menjajaki kerja sama yang mungkin dibangun dengan organisasi tersebut perihal berbagai isu. Pasalnya, APRC sendiri memiliki kontak, akses dan jaringan, khususnya untuk kawasan Asia Tenggara, seperti di Myanmar dan Thailand yang hingga kini sejumlah wilayahnya masih riskan dengan konflik.
"Namun, tadi yang disampaikan, yang penting adalah kesadaran untuk pihak-pihak yang berkonflik," ungkap Julian lagi.
Untuk diketahui, APRC merupakan forum yang dibentuk oleh para mantan pejabat dari berbagai negara di Asia pada tanggal 10 September 2012 lalu, yang ditujukan sebagai wadah rekonsiliasi antarnegara di Asia.
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sore ini baru menerima delegasi dari Dewan Rekonsiliasi dan Perdamaian Asia (APRC), di Istana Negara, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Presiden membagikan pengalamannya dalam menangani konflik Aceh.
"Baru saja Presiden menerima delegasi APRC yang terdiri dari perwakilan berbagai negara, mantan kepala negara, menteri luar negeri (menlu), dengan maksud untuk memperkenalkan organisasi itu kepada Presiden," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (22/1) sore.
Dikatakan, delegasi yang diterima Presiden antara lain adalah Ketua APRC Surakiart Sathirathai yang juga merupakan mantan wakil Perdana Menteri (PM) Thailand, Wakil Ketua APRC yang mantan PM Malaysia Tun Abdullah Ahmad Badawi, Shaukat Aziz (mantan PM Pakistan), Jusuf Kalla (mantan Wapres Indonesia), Hasan Wirajuda (mantan Menlu Indonesia), serta Shunmugam Jayakumar yang merupakan mantan Menlu Singapura.
"Dalam pertemuan tadi, Presiden berbagi kiat-kiat dalam menangani konflik di Aceh dan membangun rekonsiliasi hubungan bilateral," kata Julian lagi.
Julian mengatakan, APRC merupakan organisasi non-pemerintah yang baru berdiri, dan Indonesia akan menjajaki kerja sama yang mungkin dibangun dengan organisasi tersebut perihal berbagai isu. Pasalnya, APRC sendiri memiliki kontak, akses dan jaringan, khususnya untuk kawasan Asia Tenggara, seperti di Myanmar dan Thailand yang hingga kini sejumlah wilayahnya masih riskan dengan konflik.
"Namun, tadi yang disampaikan, yang penting adalah kesadaran untuk pihak-pihak yang berkonflik," ungkap Julian lagi.
Untuk diketahui, APRC merupakan forum yang dibentuk oleh para mantan pejabat dari berbagai negara di Asia pada tanggal 10 September 2012 lalu, yang ditujukan sebagai wadah rekonsiliasi antarnegara di Asia.
No comments:
Post a Comment