Fakultas Adab merupakan fakultas yang termuda di lingkungan
kampus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, karena ia didirikan pada tahun 1983. Dalam
perjalannya sehari-hari, boleh dikatakan fakultas Adab masih kurang difahami
oleh masyarakat luas sehingga mereka cenderung salah dalam memahami arti
fakultas Adab. Kebanyakan mereka berfikir bahwa fakultas yang satu ini adalah
fakultas yang mengajarkan sopan santun, akhlak, budi pekerti dan tata karma
dalam kehidupan. Menurut saya hal ini wajar terjadi karena kata-kata adab itu
sendiri di dalam kamus bahasa Indonesia berarti budi pekerti yang baik.
Sementara penamaan nama-nama seluruh fakultas di lingkungan IAIN Ar-Raniry
mengadopsi dari bahasa Arab, yaitu Tarbiyah yang berarti pendidikan, Syariah
yang berarti hukum, Dakwah yang berarti komunikasi, Ushuluddin yang berarti
pokok-pokok agama dan Adab yang berarti sastera.
Oleh karena itu yang dimaksud dengan fakultas Adab adalah
fakultas sastera, seperti halnya fakultas sastera yang ada di USU Medan atau UI
Jakarta atau universitas lainnya, bukan fakultas sopan santun sebagaimana yang
difahami oleh sebagian besar masyarakat. Di fakultas Adab IAIN Ar-Raniry
terdapat 3 jurusan, yaitu sejarah peradaban Islam, sastera Arab, Ilmu
Perpustakaan dan insyaallah dalam waktu dekat ini akan didirikan jurusan baru
yaitu sastera Inggris. Tulisan ini mencoba untuk memperbaiki pemahaman yang
salah (wrong understanding) terhadap keberadaan fakultas Adab, sekaligus ingin mengungkapkan
tantangan yang dihadapi olehnya dan peluang ke depan yang akan diraih demi
pembangunan ummat manusia di permukaan bumi Aceh khususnya.
Di dalam workshop nasional ke-8 pengembangan fakultas Adab
se-Indonesia yang diadakan pada tanggal 7-9 November 2008 di Banda Aceh, muncul
beberapa permasalahan yang dialami oleh fakultas Adab secara nasional. Salah
satunya adalah pemahaman yang salah terhadap fakultas adab sebagaimana yang
telah saya sebutkan diatas. Bahkan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Abd Chair secara gamblang memaparkan
sedikitnya ada lima tantangan yang hadapi oleh fakultas Adab UIN Jakarta.
Pertama masalah pemahaman yang salah terhadap pengertian Adab. Kedua, kualitas
alumni yang belum mampu bersaing dalam pasar tenaga kerja. Ketiga, skill yang
dimilki oleh alumni tidak banyak dibutuhkan di pasar tenaga kerja. Keempat,
lapangan kerja yang tersedia sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah
pelamar dan yang kelima alumni fakultas Adab belum memiliki sebuah wadah tempat
berkomunikasi dan bersilaturrahmi.
Ternyata apa yang dialami oleh Fakultas Adab UIN Jakarta
tersebut sama persis dengan apa yang dialami oleh Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry.
Permasalahan yang sangat mendasar yang muncul kemudian adalah mengapa alumni
Fakultas Adab kurang mendapat peluang kerja dan tidak setara dengan alumni
fakultas yang lain di lingkungan IAIN? Sehingga banyak di antara para alumni
setelah menyelesaikan studinya bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang telah
dipelajarinya. Permasalahan ini sempat dijawab oleh Wakil Gubernur Muhammad
Nazar, S.Ag - yang notanbenenya alumni pertama di jurusan sastera Arab IAIN
Ar-Raniry - ketika menutup secara resmi workshop nasional ke-8 itu. Beliau
menawarkan beberapa konsep supaya alumni Fakultas Adab bisa bersaing dengan
alumni fakultas lain dalam pasar tenaga kerja. Salah satunya adalah, para
pimpinan fakultas harus mengsosialisasi dan membuat pendekatan dengan lembaga,
instansi dan perusahaan-perusahaan besar yang ada di Aceh seperti PT. SAI, PT.
ARUN, Exxon Mobil dan lain sebagainya. Bahwa untuk menjalankan sebuah
perusahaan raksasa kita tidak bisa menafikan keberadaan masyarakat di sekitar.
Sebagai contoh dekat, konflik yang terjadi antara PT. SAI dengan masyarakat Lhoknga
terjadi karena tidak ada keharmonisan antara perusahaan dengan masyarakat. Nah,
tentunya secara keilmuan, yang bisa memamahami perilaku manusia atau sosio
linguistic adalah mereka yang pernah belajar ilmu antropologi atau ilmu
linguistic, yang semua itu terdapat di fakultas Adab. Ini adalah salah satu
peluang kerja bagi alumni Adab.
Kemudian, Bapak Wagub juga menawarkan supaya ada perubahan
silabus di fakultas Adab agar materi yang dipelajari oleh mahasiswa bisa
bersifat marketingable di dunia pasar kerja dan mahasiswa dibekali dengan
pelatihan entrepreneurship sehingga setelah tamat dari studinya mahasiswa bisa
mandiri dan menciptakan lapangan kerja sendiri serta tidak tergantung pada CPNS
. Di samping itu juga diperlukan sistem jemput bola yang harus dilakukan oleh
pimpinan fakultas. Artinya mereka sudah sepatutnya mengirim surat kepada
seluruh bupati yang ada di provinsi ini bahwa di fakultas Adab IAIN Ar-Raniry
terdapat program D3 dan S1 Ilmu perpustakaan, sehingga
perpustakaan-perpustakaan yang ada di lingkungan kabupaten serta di
sekolah-sekolah bisa dikelola oleh tenaga kerja yang profesional dalam ilmu
perpustakaan.
Kalau kita mau jujur, sebenarnya peluang yang dimiliki oleh
alumni Fakultas Adab juga banyak seperti halnya dengan alumni fakultas lainnya.
Sebagai contoh, alumni jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam bisa mengisi
lowongan kerja di mesium, Balai Kajian Sejarah, dinas sosial, dinas pariwisata,
dinas kebudayaan serta lembaga-lembaga lain yang concern dengan sejarah dan
budaya Aceh. Kita tentunya semua sepakat bahwa budaya Aceh mesti mendapat
perlindungan secara intensif seiring dengan adanya ancaman luar yang membuat
generasi muda Aceh di masa depan lupa akan adat dan budaya warisan endatu
mereka. Di sinilah peran yang harus dimainkan oleh alumni sejarah dan
kebudayaan Islam.
Sementara alumni jurusan Sastera Arab bisa menempati di
kantor departemen agama, dinas syariat Islam, Balai Bahasa, Dewan Kesenian
Aceh, bahkan di jasa-jasa travel yang akan berurusan dengan para turis
khususnya dari Timur Tengah. Saya malah berfikir bahwa seiring dengan adanya
program pemerintah kotamadya Banda Aceh untuk menjadikan Aceh sebagai tempat
wisata Islami, maka keberadaan para alumni sastera Arab sangat diperlukan untuk
mempromosikan keindahan alam wisata Aceh kepada turis dari Timur Tengah.
Berdasarkan pengalaman saya ketika bekerja di sebuah perusahaan terbesar yang
bergerak dalam bidang pariwisata di Malaysia, bahwa keberadaan para turis asal
Timur Tengah tersebut membawa keuntungan yang sangat besar bagi ekonomi
Malaysia. Pemerintah Malaysia telah berhasil mempromosikan keindahan alam
Malaysia kepada dunia Timur Tengah sehingga banyak turis Arab datang membanjiri
Malaysia apalagi di waktu musim panas. Dengan kondisi yang demikian, bahasa
Arab telah menjadi bahasa komersial di kota Kuala Lumpur. Tidak ada salahnya
pengalaman ini akan menjadi inpirasi kita bersama untuk menyukseskan program
wisata Islami seraya menciptakan peluang kerja yang baru bagi alumni sastera
Arab.
Sementara untuk alumni jurusan Ilmu Perpustakaan, tentu
banyak sekali perpustakaan di provinsi ini baik di tingkat universitas, kantor,
sekolah dan lembaga lainnya yang belum dikelola oleh pustakawan yang
berbasiskan ilmu perpustakaan secara profesional. Dan juga badan arsip negara
tersedia peluang kerja untuk lulusan Ilmu perpustakaan jika ingin dikelola
secara profesional.
Ini merupakan secuil pemikiran dan gagasan untuk
mengembangkan citra Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dan yang sangat
penting untuk mewujudkan impian tersebut adalah, keberadaan sebuah lembaga yang
akan mempersatukan seluruh alumni fakultas Adab adalah hal yang mutlak
diperlukan. Oleh karena itu, sesuai dengan salah satu butir rekomendasi yang
dihasilkan dalam Forum dan Workshop Nasional ke-8 Pengembangan Fakultas Adab
adalah melaksanakan MUBES perdana untuk membentuk sebuah wadah alumni Fakultas
Adab yang dilaksanakan pada tanggal 7-8 Febuari 2009. Keberadaan Fakultas Adab
juga akan setara dengan fakultas lainnya di lingkungan IAIN Ar-Raniry. [Sumber]
0 komentar:
Post a Comment