Pages

Friday, June 14, 2013

Produser & Artis Aceh Rusak Tatanan Bahasa Indatu


Banda Aceh- Sejumlah masyarakat Aceh mengaku gerah dengan beredarnya film-film Aceh, yang menampilkan artis perempuan cantik yang tidak mampu berbahasa Aceh dengan baik dan benar. Bahkan, bahasa yang ditampilkan itu, seperti menunjukkan bila lidah sang artis pendek atau berlipat kedalam.

Usman Hamid (40), Jumat (14/6/2013) warga Neusu Mengatakan, dia mengaku tidak nyaman menonton film Aceh yang dialognya macam orang luar yang baru belajar bahasa Aceh. Dia kemudian mencontohkan beberapa film Aceh yang menurutnya telah ikut andil merusak bahasa indatu (nenek moyang).

Menurut Usman dialek yang digunakan, bahkan tidak ditemukan dalam praktik berbahasa sehari-hari dalam berbagai sub Aceh yang ada di Sermabi Mekkah.
“Saya tidak melihat mereka menggunakan dialek Aceh Besar, Peusangan, Pidie, maupun Aceh Barat. Nampaknya itu dialek khusus untuk produser dan artis Aceh yang sudah sok gaul dan kehilangan identitas. Akhirnya kami kecewa, bahasa film Aceh bagai sampah di gampong Jawa. Cara ngomong mereka seperti orang yang lidahnya putus dan tergulung kebelakang,” ujar Usman.
Hal yang senada juga diutarakan oleh Nuraini yang berdomisili di Bireuen. Ibu rumah tangga dengan dua anak ini mengaku tidak nyaman bila menonton film Aceh. Bahasa artis perempuan seperti kameng ek ateuh batee (kambing yang berjalan di batu-red).

“Model bicaranya membuat telinga kita sakit. Kalau tak percaya silahkan nonton saja film-film sampah itu,” ujar Nuraini yang mengaku sudah tidak lagi mau membeli kaset film Aceh.
Selain persoalan bahasa, tampilnya artis dengan baju ketat dan tanpa jilbab juga ikut menjadi kritikan masyarakat. ‘Coba lihat mereka, baik lagu maupun film, artisnya dibuat udah macam barang. Apakah ini yang disebut insan film dan lagu Aceh menjunjung tinggi syariat. Dimana Polisi Syariat? Apakah mereka biarkan kaset yang merusak Aceh itu bebas dijual,” ujar Ramzi, warga Aceh Utara. [Aceh]

No comments:

Post a Comment