Pages

Tuesday, February 26, 2013

Tari Rapai Aceh Pentas di Swiss


BASEL - Tari Rapai Geleng dari Aceh yang ditampilkan kelompok kesenian Sekolah Pembangunan Jaya di Pavilion "Remakable Indonesia" memeriahkan pameran dagang "Mustermesse Basel (MUBA) 2013" di Exhibition Centre Basel, Basel, Swiss, Sabtu.

"Saya merasa bangga mendapat kepercayaan menampilkan aneka ragam kesenian budaya dalam acara pameran dagang MUBA, apalagi Indonesia menjadi `guest country` dalam penyelenggaraan pameran yang terbesar dan tertua di Swiss," ujar Pimpinan kelompok kesenian Pembangunan Jaya, Linda Herlinda..

Selama pameran yang berlangsung selama 10 hari dari tanggal 22 Februari hingga 3 Maret datang, tim kesenian Pembangunan Jaya selain menampilkan tarian Rapai Geleng juga tarian Tifa dari Papua dan Lontar dari NTT serta lagu lagu daerah yang disajikan secara kontermporer mampu menghangatkan udara musim dingin di Swiss yang masih diliputi salju.

Dua dari 14 penari kelompok kesenian Pembangunan Jaya, Gayatri Annisa Larasati dan Afifa Ezi mengakui senang dan bangga bisa terpilih untuk dapat menampilkan kesenian dan budaya Indonesia di Swiss.

Juga masalah yang sama juga diakui Osna Prima Adidaya, pemain musik yang mengiringi para penari selama tampil di panggung pavilun Indonesia dan panggung media, yang berhasil menyihir pengunjung pavilun Indonesia seluas 2000 meterpersegi .

Acara yang dibungkus secara apik dan diperankan sangat lincah oleh para penari itu diantarkan dalam tiga bahasa Perancis, Jerman dan Inggris oleh pembawa acara Budiman Wiriakusumah, dari KBRI Bern juga menampilkan misi kesenian Jawa Timur yang tampil sebagai "Province of Charmed" dalam pameran dagang yang setiap hari dikunjungi lebih dari tiga ribu orang.

Menurut Budiman Wiriakusumah Pavilion Indonesia juga menampilkan cara membuat tenun ikat tradisional Centra Tenun Flores Lepo Torun yang diperagakan oleh Alfonsa Horeng berhasil menarik perhatian pengunjung.

Pada Pavilion Indonesia juga ditampilkan berbagai produk antara lain furniture dan "home decor", kerajinan tangan, produk fesyen, serta perhiasan mutiara Indonesia yang diwakili Aulia Jewellery pimpinan Nunik Ardiningsih.

Pavilion Indonesia yang diwaliki Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta 13 usaha kecil dan menengah dari Pemprov Jawa Timur, dan 37 perusahaan.

Menurut Direktur Penyelenggara MUBA Christian Eichenberger, pavilion Indonesia tampil secara prima dengan disain yang futuristik merupakan guest country terbaik selama 10 tahun terakhir penyelenggaraan MUBA yang sudah berlangsung sejak tahun 1917.

Dutabesar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechenstein Djoko Susilo mengharapkan keikutsertaan Indonesia sebagai guest country nilai ekspor Indonesia ke tiga negara Swiss, Jerman dan Perancis dapat meningkat. Hal ini dapat dimungkinkan dengan letak strategis kota Basel sebagai penyelenggara pameran yang berbatasan dengan Jerman dan Perancis. Aceh


No comments:

Post a Comment